Kita semua tahu bahwa hidup kita di
dunia hanya sementara dan nantinya pasti kematian akan menjadi tujuan akhir
dari kehidupan kita di dunia. Selayaknya hidup dan mati, segala sesuatu di
dunia ini diciptakan berpasang-pasangan. Baik dengan buruk, cepat dengan
lambat, gelap dengan terang dan sebagainya.
Ketika kita tahu bahwa kita hidup
untuk mati, lalu apa selanjutnya? Apakah kita hanya merenungi saja tanpa
melakukan apapun? Atau justru kita mencoba dengan sebaik mungkin menjadi versi
terbaik dari diri kita dalam hal apapun tanpa menghiraukan kapan kita akan
mati. Ketika menjadi “luar biasa” atau “lebih baik” adalah sebuah pilihan yang
bisa diupayakan, tentunya menjadi “baik” saja bukanlah pilihan yang terbaik.
Pilihan ada di tangan kita
masing-masing, Ingin jadi apa kita di dunia ? Ingin dikenal seperti apa kita di
dunia? Ingin meninggalkan apa kita di dunia? Jawabannya ada di kita. Tinggal
bagaimana eksekusi kita dalam mencapai keinginan tersebut. Sebisa mungkin, jangan
sampai kita meninggalkan dunia tanpa berarti apa-apa. Lebih-lebih malah
meninggalkan keburukan. Jangan.
Sering sekali aku berpikir, “Apakah aku sudah cukup berarti ya hidup di
dunia ini? Terlepas berbagai kekuranganku, kok sepertinya masih banyak yang
harus ditunaikan”. Ketika aku berhenti mencoba, di situ aku merasa “Masa kemampuanku Cuma segini saja ya”, selalu merasa kurang dengan apa yang
kuperbuat. Syukur memang perlu, tapi merasa kurang untuk bisa melakukan yang
terbaik menurutku lebih penting. Sepertinya aku merasa bersalah kalau
menganggur tanpa melakukan apapun.