Sunday 24 February 2019

#SedikitRenungan, Bagian 5 (Menikmati Disiplin)

https://wallup.net/photography-nature-landscape-morning-mist-daylight-lake-boat-trees-calm-moon-england/


Sebelumnya maaf sekali untuk tulisan sedikit agak lama intervalnya dibandingkan dengan tulisan sebelumnya dikarenakan ada sedikit masalah teknis pada keyboard. Yap, jadi tulisan kali ini membahas kebiasaan kurang baik, terutama di Indonesia, yakni tentang membuang-buang waktu

Sebagian orang sering sekali membuang-buang waktu. Di Indonesia pun bahkan sampai ada ungkapan “Waktu Indonesia Bagian Ngaret” yang notabene merujuk pada kebiasaan orang Indonesia yang saking seringnya telat, dan membuang-buang waktu. Memang kedisiplinan harus tumbuh dengan sendirinya dengan adanya dorongan dari dalam diri. Jika dirunut, kedisiplinan akan dimulai dengan keterpaksaan, yang pasti awalnya akan sangat berat untuk memulai. Lalu sedikit demi sedikit jika dilakukan secara kontinyu, akan berlanjut menjadi sebuah kebiasaan. Setelah menjadi kebiasaan, lama-kelamaan kebiasaan tersebut akan tertanam dalam alam bawah sadar dan tidak perlu dorongan lebih untuk melakukan aktivitas tersebut. Lumayan berat memang apalagi hal tersebut kita tidak terlalu suka, proses belajar pasti tidak ada yang selamanya enak. Itu bukan sekedar omongan, memang secara psikologis sebuah aktivitas entah itu baik atau buruk akan berada dalam alam bawah sadar jika kita melakukan sesuatu yang sama secara berulang-ulang, alhasil kan menjadi sebuah disiplin.

Sunday 17 February 2019

#SedikitRenungan, Bagian 4 (Bersikap Asertif)


Pernahkah kalian merasa tidak enak untuk menolak ajakan orang lain? Atau berusaha mengungkapkan yang sebenarnya namun tidak berani atau sungkan? Atau sulit menemukan kata yang tepat untuk menolak ajakan orang lain dan pada akhirnya ikut ajakan tersebut dengan terpaksa? Bagian kali ini bercerita fenomena yang mudah sekali ditemui di masyarakat, entah mereka sadar atau tidak mereka sebenarnya sedang melakukan hal tersebut, terkait dengan ajakan. Perilaku tersebut dinamai dengan sikap asertif.

Asertif adalah berani bersikap jujur dan terus terang apa yang dirasakan kepada orang lain. Asertif berlawanan dengan sungkan, yakni cenderung memikirkan perasaan orang lain saat akan bertindak. Sebenarnya tidak ada masalah dengan kedua sikap tersebut, keduanya sama-sama bagus, hanya saja penyampaiannya pada timing dan cara yang yang benar agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan lawan bicara. Terkadang saya kepikiran betapa seringnya saya pribadi bersikap demikian kepada orang lain.

Monday 11 February 2019

#SedikitRenungan, Bagian 3 (Menciptakan Keadilan)


Cerita kali ini sedikit banyak masih berkaitan dengan Bagian sebelumnya. Pelajaran ini baru benar-benar saya sadari ketika merasakan dua sisi, yakni menjadi anggota sebuah kelompok dan juga menjadi pemimpin pada sebuah kelompok. Sebenarnya sangat dimungkinkan kasus-kasus serupa pasti dirasakan oleh semua ketika berkegiatan sehari-hari. Apalagi di Indonesia sekarang sedang masa politis dan pasti banyak sekali perbedaan pendapat.

Waktu itu saya diamanahkan untuk menjadi sebuah ketua acara dan diharuskan membuat sebuah keputusan, tentu saja saya mengumpulkan beberapa informasi terkait keputusan yang diambil dan berpikir bahwasanya ini merupakan keputusan yang terbaik. Tidak terpikirkan bahwa akan ada yang membantah atau tidak setuju dengan keputusan telah saya buat, namun ternyata saat penyampaian ada saja beberapa orang yang tidak setuju. Sebagai pengambil keputusan sudah pasti saya harus menampung segala aspirasi yang masuk untuk kemudian menjadi evaluasi pada pembuatan keputusan selanjutnya. Besoknya keputusan berhasil diambil entah masih ada beberapa pihak yang belum terpuaskan namun tidak menyuarakannya atau tidak.

Thursday 7 February 2019

#SedikitRenungan, Bagian 2 (Yang Terbaik dari Yang Terbaik)


Mungkin tulisan kali ini terkesan “semua orang juga tahu”, namun saya lihat masih banyak di luar sana yang ternyata “belum semua orang tahu”. Ya saya harap semoga bisa bermanfaat bagi para pembacanya.

“Yang Terbaik”, sebuah frasa yang sering terdengar atau terucap saat kita sedang menunggu sebuah hasil akan apa yang telah kita usahakan dan harap-harap baik akan hasil tersebut. Definisi yang sebagian orang masih menganggapnya sebagai sebuah hal sepele namun sebenarnya bukan hanya sekedar kata. “Yang terbaik” adalah sebuah perspektif.

Saturday 2 February 2019

#SedikitRenungan, Bagian 1 (Menentukan Pilihan)


Tulisan ini ditulis berdasarkan pengalaman. Bukan untuk esensi hiburan, hanya sekedar menyampaikan pengalaman yang semoga bisa berguna dan memberikan manfaat bagi orang yang membacanya. Ya, jadi setiap pelajaran yang bisa diambil dari sebuah peristiwa selalu saya tulis dalam catatan untuk nantinya bisa meminimalisasi kesalahan berikutnya dan cara bersikap yang benar jika menghadapi masalah serupa, bahkan bisa berguna bagi orang lain jika disebarkan dan tentu akan mendatangkan manfaat bagi saya sendiri maupun orang tersebut.


Oke, jadi pelajaran pertama ini saya dapatkan saat sulit untuk menentukan urusan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Waktu itu diharuskan untuk menyelesaikan antara tugas sekolah dengan tugas organisasi. Sebagai pelajar, sudah pasti tugas sekolah adalah yang utama karena hal tersebut merupakan kewajiban kita sebagai siswa juga bentuk tanggung jawab kita kepada orang tua. Namun, tugas organisasi juga tidak kalah penting, karena hal tersebut adalah sesuatu yang sudah kita pilih sendiri dan kita harus konsekuen, konsekuen terhadap tugas yang kita emban maupun orang-orang yang ada di dalamnya, karena pasti jika salah satu tugas terhambat maka akan menghambat tugas selanjutnya. Memang pada hakikatnya manusia pasti diterpa urusan yang banyak sekali dan itu menjadikan manusia belajar manajemen.

Popular Posts