Setelah sebelumnya aku berbagi tentang pengalaman gigi impaksi yang harus dicabut, kali ini aku mau berbagi tentang pemasangan behel gigi.
Behel gigi ini aku pasang waktu sudah di Makassar, kurang lebih sudah hampir dua tahun terpasang. Secara umum, setahu aku masang behel pada gigi tujuannya lebih kepada estetis dibandingkan aspek kesehatan, meskipun secara tidak langsung juga memengaruhi juga aspek kesehatannya ketika gigi sudah tertata, rapi, dan sesuai dengan standar.
Apakah gigi kurang estetik?
Kalo dibilang estetis, memang gigiku kurang estetis hahaha. Bukan karena tidak bersyukur atas pemberian Tuhan, tapi karena aku waktu itu kurang pandai merawatnya. Namanya anak kecil waktu itu ya, sering makanan manis, tidak menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, dan lainnya. Sehingga saat tumbuh kurang rapi. Padahal gigi ini kan akan terus ada sampai nanti kita wafat. Akhirnya baru kurang nyaman ketika sudah besar, baik karena tidak pede maupun tidak estetik haha.
Sebetulnya persoalannya tidak terlalu besar, hanya 1 gigi seri ku yang kurang rapi. Posisinya tidak menghadap depan, tapi ke samping. Ini sudah berlangsung sejak SD kelas 4 kalo nda salah. Nah, ini penting. Karena gigi itu everlast ya, jadi kalo aku bilang jadi investasi juga. Artinya harus merawat dengan baik dari kecil, supaya ketika besar tidak insecure haha.
Apakah ada masalah kesehatan?
Ada, meskipun minor. Atas miringnya gigiku akhirnya berdampak pada sisa makanan yang mudah menyangkut di sela gigi dan menyebabkan karang gigi lalu berlubang. Jadi daripada lebih parah dan justru nanti harus dicabut karena giginya masih bisa dicegah dan diselamatkan lebih baik dipasang behel sejak dini.
Masalah lain adalah jadi mudah berdarah ketika disikat gigi, yang menyebabkan kurang nyaman. Lama kelamaan akhirnya gusinya bengkak dan berakibat menjadi gingivitis. Ini juga cukup mengganggu meskipun secara kesehatan juga tidak terlalu berbahaya.
Pra-Pelaksanaan
Singkat cerita, karena aku dan istri di Makassar ini pendatang akhirnya cari-cari dokter gigi atau klinik gigi yang terpercaya di Makassar. Ada banyak sekali dan rating-nya bagus dan yang review banyak orang. Konon katanya di Makassar ini salah satu kota yang terkenal dokter gigi nya, karena banyak yang puas kali ya. Tapi memang betul banyak sekali klinik gigi di Makassar, akhirnya jadi banyak referensi.
Selain itu aku juga sempat browsing terkait metode behel, manfaat, dampak, sampai ke level teknis gimana sih cara masangnya haha, karena terus terang agak parno juga. Apalagi pasang behel ini kejadiannya nda lama setelah cabut gigi impaksi yang sebelumnya, jadi masih agak terbawa lah kurang lebih rasa ngerinya.
Setelah cari-cari akhirnya pilihan jatuh kepada Klinik Gigi Parakita Medika. Berkat istri juga yang nyariin mana yang paling bagus. Memang keren sih yang review sudah ribuan tapi rating nya masih 4,9 dari skala 5. Maklum ya kami generasi Milennial jadi apa-apa carinya lewat internet hahaha.
Besoknya aku dan istri ke sana, pertama konsultasi dulu. Ternyata jenis behel itu ada macam-macam. Ada konvensional, damon, keramik, dan lingual. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan baik dari sisi biaya, kecepatan reposisi gigi, teknis pemasangan, maupun kontrol nya.
Kalo teman-teman tahu, banyak dari anak muda yang pakai behel seperti ada karetnya, ternyata mereka kebanyakan lebih mengedepankan gaya dibandingkan fungsi dari behel itu sendiri. Jadi mereka merasa jika memakai behel secara social currency lebih keren dibandingkan yang lainnya. Alasan yang ini aku pun juga baru tahu ketika dijelaskan oleh dokternya haha. Padahal biayanya juga tidak murah, berkisar sampai puluhan juta rupiah jika yang paling bagus.
Setelah berkonsultasi, aku memilih behel jenis damon (self ligating). Katanya behel jenis tersebut secara pemasangan lebih cepat dibandingkan yang konvensional. Terus terang aku tidak ingin terlalu lama dipasang behel. Biayanya cukup mahal Rp11 juta waktu itu, dengan diharuskan kontrol sekurang-kurangnya 1 bulan sekali dengan biaya batas bawah Rp150.000 sekali kontrol nya tergantung dari penanganannya.
Berdasarkan penjelasan dokternya, dari sisi kurva tingkat sakit, behel jenis damon ini relatif stabil dibandingkan yang konvensional, karena secara teknis pemasangan dia menggunakan logam yang meskipun tanpa ditarik dia akan menggerakkan gigi di masing-masing bracket yang terpasang dengan sendirinya mengikuti pengaturan dokternya. Oleh karena itu
Berbeda dengan jenis konvensional yang terpasang karet, secara kurva sakit ia akan sangat sakit di awal saja kemudian berangsur turun, karena sesuai dengan sifat alami karet, semakin lama akan semakin longgar sehingga tidak terlalu efektif lagi dalam menggerakkan gigi. Oleh karena itu behel jenis konvensional ini frekuensi kontrolnya relatif lebih sering jika dibandingkan yang damon, karena harus rutin mengganti karetnya supaya giginya dapat bergerak lagi.
Dari sisi biaya, kalo aku hitung waktu itu, dengan biaya pasang behel konvensional yang lebih murah dibandingkan damon, namun dengan frekuensi kontrol yang lebih sering akan mendapatkan biaya yang kurang lebih saja dengan behel jenis damon. Kembali ke pernyataan sebelumnya, karena gigi ini investasi makanya aku pilih yang bagus sekalian.
Denger-denger cerita dari teman dan saudara juga ada beberapa yang memasang behel model konvensional. Ada yang sudah belasan tahun dipasang nda dilepas karena susunan giginya belum ter-reposisi sempurna. Ada yang sampai 7 tahun tapi belum selesai. Aku pribadi ingin lebih cepat selesai dan mengurangi risiko gagal itu, makanya ingin cari jenis behel yang paling cepat dari sisi kecepatan reposisi giginya, makanya aku pilih jenis damon.
Tapi kembali lagi, ini soal preferensi dan pengambilan keputusan. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan, sama baiknya.
Pelaksanaan
Sebelum dipasang behel harus dilakukan rontgen dulu untuk melihat giginya secara detail. Nama rontgennya adalah metode panoramic, jadi gigi dari belakang ke depan terlihat semua sampai akarnya. Ini penting karena dijadikan acuan dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya. Secara teknis seperti gigi mana yang harus digeser untuk mereposisi gigi lainnya? apakah ada gigi yang perlu dicabut untuk memberikan ruang? Apakah diperlukan tindakan tambahan sebelum behelnya dipasang? dan seterusnya.
Setelah dilihat baik secara kasat mata maupun rontgen memang gigi seri ku ini miring sekali terrotasi 45 derajat sehingga memang tidak sebagaimana mestinya. Ada satu lagi gigi geraham bawah kanan ku juga ternyata terrotasi cukup lumayan. Keduanya membuat ruang gusi yang seharusnya bisa membuat tumbuh kembang gigi dengan baik menjadi harus berjejal dan tidak rapi yang secara tidak langsung berdampak ke kesehatan.
Setelah itu, aku bawa hasil foto rontgen panoramic tadi ke Klinik Parakita untuk kemudian dipasang behel. Waktu itu aku cukup parno karena pertama kali ya, takut sakit aja. Karena memasang behel ini perlakuannya ada gigi per gigi sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Ada kurang lebih waktu itu kalo nda salah 2-3 jam, sehingga untuk membuka rongga mulut dibantu dengan alat retractor/mouth gate.
Secara teknis gigi bagian depan kita diolesi dengan lem khusus untuk nantinya dipasang bracket. Bracket yang dipasang ini bertujuan untuk nanti tempat kawatnya terpasang, pengaturan memasangnya pun disesuaikan dengan posisi gigi, ketika posisinya agak miring maka bracket juga terpasang agak miring, jadi tidak rata sejajar semua, karena kaitannya nanti dengan tarikan yang ditimbulkan oleh kawatnya yang akan dipasang.
Nah setelah bracket terpasang semua, barulah kemudian dipasang kawat. Kawat ini ternyata bermacam-macam jenisnya, dari mulai yang paling tipis hingga yang paling tebal. Waktu itu karena pertama kali dipasang kawat, sehingga harus yang paling tipis dulu, karena ketika nanti dipasang di ukuran kawat yang paling tebal nanti gaya tariknya akan terlalu besar sehingga membuat bracket nya rawan lepas. Jadi mulai dari yang kecil dulu nanti berangsur bertahap bertambah ukuran ketebalannya.
Kurang lebih gambaran kawatnya seperti ini. Jadi memang bentuk kawatnya pun sudah melengkung menyesuaikan dengan bentuk rahang yang standar, sehingga nanti gambarannya setiap bracket itu akan tertarik ke menuju ke bentuk kawat agar posisi gigi sejajar seperti standar. Pernah aku lihat juga beberapa foto hasil setelah menggunakan behel ada yang cukup ekstrim posisi giginya sampai ada yang di atas gusi bahkan bisa tertarik ke bawah karena behel ini tadi, bertahap memang namun prosesnya ada hasilnya.
Oiya, ini penting. Untuk kasusku ini kemarin, karena dalam rangka memutar gigi seri yang membutuhkan ruang cukup besar sehingga diharuskan ada gigi yang harus dicabut yang mana gigi yang harus dicabut ini biasanya adalah gigi yang sehat, sehingga memang ada trade off-nya ya. Kasusku kemarin yang dicabut adalah gigi premolar.
Kenapa harus ada gigi yang dicabut?
Sebetulnya kasus ini tidak selalu terjadi, gigi harus dicabut ketika tidak ada ruang yang tersedia, sehingga salah satu caranya adalah dengan cara dicabut untuk memberikan ruang kepada gigi yang lain untuk bergerak, baik itu bergeser atau berputar. Secara prinsip tidak ada ruangnya, sehingga mau bagaimanapun dipasang kawat tapi ruangnya tidak tersedia, maka yang ada malah akan berjejal nanti giginya, sama saja tidak akan menyelesaikan masalah secara tuntas.
Kenapa yang dicabut gigi premolar?
Alasan pertama adalah gigi premolar secara fungsi bisa tergantikan gigi geraham yang lebih krusial, yang mana secara struktur juga mirip. Alasan kedua adalah dari sisi estetika, posisi gigi premolar tidak terlihat dari depan sehingga ketika dicabut tidak akan terlihat dari orang. Alasan ketiga adalah secara teknis pencabutan lebih mudah, baik karena secara struktur akarnya yang tidak sedalam dan tidak sebercabang akar gigi geraham, maupun secara posisi juga berada di tengah, tidak terlalu ke belakang, sehingga secara teknis pencabutan lebih mudah.
Pasca Pelaksanaan
Setelah gigiku terpasang semua bracket sesuai dengan yang telah disesuaikan barulah bisa balik. Sensasi pertama kali ketika selesai dipasang behel gigi adalah nyeri.
Kenapa bisa nyeri?
Jelas, karena sebelumnya tidak ada gaya tarik pada gigi yang membuat gigi harus bergerak dari posisi awalnya. Kalo dibilang nyeri nya seberapa, aku bisa gambarkan nyeri masih bisa ditoleransi. Yang tidak bisa ditoleransi adalah ketika dipakai untuk mengunyah makanan, rasanya sakit sekali seperti gigi mau lepas. Sebagai gambaran juga, behel yang aku pasang ini untuk rahang atas dan rahang bawah, praktis hampir semua gigi terpasang behel. Hanya ada 4 gigi geraham terakhir yang tidak terpasang behel yang memang disengaja tidak dipasang supaya masih bisa mengunyah makanan.
Sekalipun demikian, memang dianjurkan untuk makan yang halus terlebih dahulu ketika setelah dipasang behel, supaya rasa nyerinya bisa tertangani dalam tahap awal. Dokter bilang kurang lebih 2 minggu saja masa nyerinya akan usai, setelah itu akan berangsur turun. Selain itu juga diberikan obat anti nyeri dan antibiotik untuk mengatasi rasa sakit maupun kemungkinan infeksi yang mungkin terjadi setelah proses pemasangan behel tadi.
Seperti yang aku sampaikan di awal, karena self ligating ini dia memiliki daya tarik yang cenderung stagnan, sehingga ketika sudah terbiasa dengan rasa sakitnya maka akan seterusnya tetap bertahan dengan rasa sakit yang sama, tidak naik dan tidak turun.
Catatan
Rutin menyikat gigi
Adanya kawat akan membuat sisa makanan lebih mudah menyangkut kawat yang ada. Dianjurkan untuk memakai dental floss atau sikat gigi interdental. Fungsi keduanya sama, yaitu untuk membersihkan sela-sela gigi yang sulit dijangkau oleh sikat gigi biasa, tinggal mana yang sesuai.
Dental floss
Sikat gigi interdental
Agar gigi lebih kuat dan mencegah adanya gigi berlubang, sangat dianjurkan untuk menyikat gigi menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Diamkan selama kurang lebih 30 detik setelah menyikat gigi agar pasta giginya bekerja dengan optimal, baru kemudian kumur dengan air.
Jika perlu dan dirasa masih terlalu bersih ketika menyikat gigi, akan lebih baik jika ditambahkan obat kumur yang membuat gigi semakin bersih dan tidak berpotensi terbentuk plak maupun karang gigi.
Minum susu
Karena gigi terus bergeser dan harus dikuatkan agar tidak kembali ke posisi semula, maka dianjurkan untuk minum susu yang mengandung kalsium. Tujuannya agar gigi yang sudah bergerak akan tetap pada posisi yang diinginkan. Konsumsi susu yang benar-benar susu ya, karena banyak produk yang mengklaim sebagai susu padahal kandungan susu murni nya tidak seberapa. Lihatlah pada bagian kemasan berapa persentase susu yang terkandung.
Hindari makanan keras
Mengingat bracket ini pada masa awal sangatlah rawan lepas mengingat tarikan awalnya yang kuat karena posisi akar gigi yang masih mengakar kuat, maka hindari makan-makanan keras dan harus hati-hati saat mengunyah dalam tahap awal. Contoh makanan keras kacang-kacangan, snack ringan, maupun kalian yang mungkin suka makan tulang rawan nah itu harus hati-hati
Behel ku waktu awal sepertinya 3 hari sekali bracket-nya lepas, karena daya tariknya yang tinggi pada tahap awal, yang membuat bracket mudah lepas. Kalo sudah lepas, maka harus dipasang di klinik, karena harus menggunakan lem khusus. Yang merepotkan ini sebetulnya.
Kontrol rutin
Harus rutin melakukan kontrol ke dokter gigi, normalnya dilakukan sebulan sekali jika tidak ada keluhan khusus. Secara teknis kontrol ini umumnya dilakukan pembersihan, penyesuaian ketebalan kawat, memindah bracket (jika diperlukan), dan sebagainya. Secara biaya, biaya kontrol ini juga cukup signifikan jika dibandingkan biaya behelnya sendiri. Asumsi tiap kontrol membutuhkan biaya Rp150.000 misalnya, maka dalam 1 tahun membutuhkan biaya Rp1,8 juta dan itu tergantung dengan lama pemasangan behel yang bervariasi tergantung dengan kasusnya. Jika ada keluhan khusus seperti bracket lepas maka akan dikenakan biaya tambahan Rp50.000 misalnya per bracket. Silakan dihitung sendiri haha.
Pasang behel ketika sudah cukup dewasa
Beberapa dokter bilang lebih baik memasang behel ketika semua gigi sudah tumbuh. Alasannya sederhana, misalnya ketika dipasang behel ketika saat masih kecil dan setelah beberapa tahun behelnya dilepas, maka ada kemungkinan susunan giginya akan berubah karena masih ada tahap pertumbuhan gigi lainnya. Oleh karena itu, menurutku sebaiknya menunggu ketika semua gigi sudah tumbuh agar tidak timbul dua kali kerja dan dua kali biaya.
Membentuk rahang
Selain itu memasang behel juga akan membentuk rahang yang mungkin awalnya terlalu maju atau terlalu mundur, setelah dipasang behel akan membuat rahang bergeser sesuai dengan standar yang mengikuti bentuk kawat gigi yang melengkung. Oleh karena itu ketebalan kawat perlu disesuaikan ukurannya seiring berjalannya waktu ketika sudah mencapai batas waktu tertentu agar posisi rahang maupun gigi tidak bergeser lagi.
Kesimpulannya, menurutku memasang behel ini bukan jadi kebutuhan mengingat biayanya yang tidak murah, namun jika ingin sekaligus investasi jangka panjang sekaligus diniatkan ingin menjaga titipan Tuhan maka silakan saja, itu baik juga.
Oke, mungkin itu ya sekilas terkait pengalamanku pasang behel gigi. Sebetulnya mungkin akan ada satu ada dua bagian lagi yang ingin aku bagikan pengalaman soal gigi ini.
No comments:
Post a Comment