Saturday, 11 May 2024

#BerbagiSaja, Tips TOEFL (atau sejenisnya)



Kali ini aku akan bahas tentang tips TOEFL.

Beberapa kali mungkin di #BerbagiSaja sebelumnya aku sering nyebut TOEFL.

Aku kurang tau masih relevan atau tidak TOEFL sekarang sebagai salah satu persyaratan administrasi untuk seleksi pekerjaan, beasiswa, atau lainnya ya tapi semoga ini membantu.

Iya, jadi di zamanku dulu memang TOEFL ini hampir pasti dipakai sebagai salah satu persyaratan administrasi untuk seleksi pekerjaan ya, apalagi beasiswa. Mengingat mungkin dalam operasionalnya akan menggunakan bahasa inggris dalam komunikasi di dalamnya. Sebetulnya cukup banyak jenis tes Bahasa Inggris yang ada ya, tapi yang paling umum digunakan sebagai salah satu syarat kayanya TOEFL ini. Kalo setauku ada TOEIC, IELTS, TOEFL pun ada IBT, PBT, ITP nanti aku mau jelasin dikit. Memang tergantung kebutuhannya, dan masing-masing punya standarnya atau disetarakan. Oke kita mulai ya.

 

1.      Pastikan Jenis Tes

Seperti yang aku bilang di atas, tes bahasa inggris jenisnya banyak, nda cuma TOEFL. Ada TOEIC, IELTS. Kalo aku kemarin masing-masing kampus punya standar sendiri. UGM punya ACEPT, PLTI punya TOEP. Kebetulan aku pernah coba kerjain TOEP, TOEIC, dan TOEFL. Menurutku, yang paling sulit di antara itu memang TOEFL.

 

Sebelum ambil tes TOEFL tanpa ada dasarnya mending riset dulu. Jangan-jangan yang dibutuhkan jenis tes lain, karena belum tentu akan diterima di instansi tempat kita nantinya mau daftarkan.


 

2.     Ambil Sample Test

Ini yang penting, dulu aku dikasih tau masku untuk tips kali ini. Kebetulan aku dulu kuliah di Jogja dan banyak lembaga kursus bahasa inggris disana. Masku nyaranin sebelum ambil TOEFL betulan mending uji coba dulu, karena biayanya nda murah TOEFL. Waktu itu untuk sekali ambil tes kalo nda salah biayanya Rp500.0000. Pikirku mana ada tes uji coba yang gratis. Eh ternyata ada dong, dan banyak. Terima kasih Mas Bintang atas tipsnya.

 

“Ambil tes uji coba dulu. Kalo nilainya udah di atas passing grade yang udah ditetapkan dan pede, baru ambil tes aslinya.”

 

Jadi ternyata tempat kursus bahasa Inggris tadi memang mereka menyediakan uji coba TOEFL gratis atau dipungut biaya yang tidak semahal tes aslinya Rp25.000-Rp150.000. Memang tidak sepenuhnya akurat nilainya, tapi minimal mendekati lah dan buat pendekatan. Waktu itu aku mau ngambil S2 di MBA UGM yang pernah aku ceritain sebelumnya, di situ passing grade nilai TOEFL nya 550. Akhirnya aku ngejar nilai di atas itu untuk uji cobanya.

 

Jadi memang TOEFL ini ada lembaga resmi yang menaungi namanya ETS. Nah mereka ini yang ngeluarkan soal-soal untuk tiap tes atau periodenya berbeda-beda untuk menjaga kualitas, termasuk yang nanti keluarkan sertifikatnya. Nah untuk sample tes itu kita dikasih soal TOEFL pada periode yang udah pernah keluar, sehingga tidak akan keluar lagi. Tapi secara tingkat soalnya sama. Secara regulasi juga diatur, kita diberikan waktu yang sama ketika kita nanti akan mengerjakan tes aslinya. Jadi harus coba dulu memang sample test ini.

 

Waktu itu aku nyoba TOEFL gratis tiga kali kalo nda salah. Yang terakhir itu nilainya baru sempat tembus 570an. Nah ketika udah nyampe nilai segitu barulah aku ngambil tes TOEFL yang asli. Tes aslinya alhamdulillah aku dapet 553, tipis hahaha.

 

3.     Sering-sering Latihan

Terus terang aku dulu tidak ambil kursus TOEFL untuk bisa lolos TOEFL (bukannya bermaksud apa ya). Makanya waktu itu aku lebih sering ngambil sample tes dan beli buku soal, dibandingkan belajar teorinya. Karena menurutku prinsipnya sama seperti psikotes, yang dibutuhkan adalah seringnya berlatih dan mengenali soal agar ketika menghadapi jenis soal tertentu kita tahu harus ngapain. Penyelesaiannya sama, jawabannya aja yang beda.

 

Kalo bisa kursus bagus, bagus banget malah karena jadi punya guru yang ngasih tau dengan lebih komprehensif. Cuma karena waktu itu cukup dikejar waktu dan ada aktivitas lain, akhirnya aku milih opsi belajar sendiri dengan metode tadi.

 

4.     Pilih Jadwal

Ini aku dulu juga baru tahu, kalo tesnya memang waktunya Khusus pada kasus TOEFL karena resmi dari ETS, memang jadwalnya kita harus lihat dulu dan daftar sebelumnya agar tidak asal datang ke tempat tes. Kalo aku dulu cek di website nya IIEF (Indonesia International Education Foundation). Ada juga ITC (International Testing Center). Setauku dia lembaga resmi yang menaungi ETS di Indonesia. Kurang lebih contoh jadwal nya seperti ini.

 


 

5.     Kerjakan yang Mudah Dulu

Seperti tes-tes pada umumnya, karena kita melawan waktu, jadi kita harus pandai mengelola waktu. Jangan terpaku pada beberapa soal saja yang membuat waktu kita terbuang. Tidak harus mengerjakan soal secara serial (berurutan), kerjakan mana yang mudah. Kita tidak mengejar nilai sempurna, tapi kerjakan dengan benar sebanyak yang kita bisa.

 



6.     Tentang TOEFL

Mungkin ada beberapa hal yang perlu dicatat pada TOEFL ini yang menurutku pada waktu zamanku dulu ada beberapa hal yang tidak dimengerti. Aku akan bagi di antaranya yang aku tau ya

·       ETS (Educational Testing Service) adalah lembaga yang memegang lisensi tes TOEFL, TOEIC, GRE, Praxis. Masing-masing tes tersebut mempunyai standar masing-masing sesuai dengan kebutuhannya. TOEFL misalnya, jika kita sudah melewati passing grade tertentu dalam tes maka kita secara administrasi dianggap standar berbahasa Inggris dalam konteks bekerja dan akademik di negara Amerika Serikat dan negara bagiannya. TOEIC akan dianggap kita dapat berkomunikasi dalam kontek pekerjaan dan diterima pada negara Amerika Serikat dan negara bagiannya. IELTS akan beda lagi, ketika sudah memenuhi passing grade tertentu akan dianggap secara standar berbahasa Inggris dan diterima pada negara tertentu (Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Inggris). CMIIW

 

·       Tes resmi TOEFL yang diadakan resmi oleh ETS dengan TOEFL yang diadakan oleh universitas itu bisa jadi berbeda. Nilai yang diakui oleh instansi/perusahaan/universitas biasanya yang resmi dari ETS. Meskipun ada beberapa universitas yang sudah bekerja sama dengan ETS untuk penyelenggaraan TOEFL baik secara IBT atau PBT.

 

Gimana cara taunya ini resmi dari ETS atau tidak? 

Cek di situsnya ETS, sudah terdaftar atau belum lembaga tes tersebut. Secara umum bisa cek di web ETS (Educational Testing Service) atau spesifik di Indonesia bisa cek di web IIEF (Indonesia International Education Foundation) atau ITC (International Test Center).

 

·       Test CBT dan PBT hanya tentang jenis pengerjaannya aja. CBT (Computer Based Test) dan PBT (Paper Based Test), tinggal dipastikan lagi apakah sudah terstandar ETS atau belum tes nya. CBT ini pun bisa dikerjakan di lokasi tempat institusi atau di rumah dengan standar alat yang sudah ditetapkan (bisa iBT (Internet Based Test) bisa ITP (Institutional Testing Program). Kalo PBT pasti pengerjaannya harus di lembaga penyelenggara (pasti ITP (Institutional Testing Program)).

 

·       Setiap jenis tes punya skala masing-masing. Skor TOEFL PBT: 310 – 677. Skor TOEFL CBT: 30 – 300. Skor TOEFL IBT: 8 – 120. Skor TOEIC 10-990. Tapi semua itu akan terkonversi dan lembaga yang membutuhkan kualifikasi tersebut akan membuat standar yang setara pada masing-masing jenis tes. 



 

·       Tes yang resmi dari ETS akan mendapatkan sertifikat resmi dari ETS. Waktu itu harus nunggu sekitar dua minggu sampai sertifikatnya jadi. Jadi memang karena harus diverifikasi dulu sama mereka barulah dikirim dokumen fisiknya. Maksudnya adalah petakan dari tanggal tes sampai kapan dokumen sertifikat tersebut dibutuhkan. Mulai dari jadwal tesnya kapan, kapan nilainya keluar, kapan sertifikatnya sampai. Jangan sampai sertifikatnya belum datang tapi keburu dipakai.

 

·       Nilai TOEFL berlaku selama dua tahun sejak nilai tersebut keluar, jadi pastikan nilai tersebut masih berlaku ketika dibutuhkan.

 

Mungkin itu ya sekilas terkait tips TOEFL ini. Secara umum sebetulnya untuk semua tes patut dicoba sih tips seperti ini. Pahami pengetahuan umum tentang tes, pastikan jenis tes, uji coba dulu (jika ada), barulah ambil tes aslinya. Semangat untuk para pengambil tes TOEFL atau sejenisnya. Semoga bermanfaat. CMIIW.

 

Sampai ketemu di tulisan selanjutnya!

No comments:

Post a Comment

Popular Posts