Pernahkah kalian
merasa tidak enak untuk menolak ajakan orang lain?
Atau berusaha mengungkapkan yang sebenarnya namun tidak berani atau sungkan? Atau sulit
menemukan kata yang tepat untuk menolak ajakan orang lain dan pada akhirnya
ikut ajakan tersebut dengan terpaksa? Bagian
kali ini bercerita fenomena yang mudah sekali ditemui di
masyarakat, entah mereka sadar atau tidak mereka sebenarnya sedang melakukan
hal tersebut, terkait dengan ajakan. Perilaku
tersebut dinamai dengan sikap asertif.
Asertif adalah berani bersikap jujur dan terus terang apa
yang dirasakan kepada orang lain. Asertif berlawanan dengan sungkan, yakni
cenderung memikirkan perasaan orang lain saat akan bertindak. Sebenarnya tidak ada masalah dengan kedua sikap
tersebut, keduanya sama-sama bagus, hanya saja penyampaiannya pada timing
dan
cara yang yang benar agar tidak
terjadi kesalahpahaman dengan lawan bicara. Terkadang saya
kepikiran betapa seringnya saya pribadi bersikap demikian kepada orang lain.
Pada kasus ini, saya mengambil contoh sederhana. Paling gampang adalah dimana kita diajak oleh
keluarga, saudara, atau teman dekat. Sudah jelas kita pasti akan merasa tidak
enak untuk menolak ajakan itu karena sudah ada
kedekatan emosional dan akhirnya kita menerima ajakan tersebut tanpa pikir
panjang. Padahal kita harus memikirkan dulu mengingat
jika kita memiliki kesibukan lain yang mungkin
lebih urgent. Akhirnya kita mengorbankan diri sendiri untuk
kepentingan orang lain.
Di satu sisi jika kita sering
menolak ajakan orang lain pasti akan timbul kikuk setiap kali berinteraksi pada orang tersebut dan lama-kelamaan
justru bertambah sering dan tidak pernah menerima kembali ajakan orang
tersebut. Hal tersebut lumrah terjadi pada psikologis seseorang, namun sebenarnya
kebanyakan ketakutan tersebut tidak terbukti. Ketakutan tersebut antara lain
takut dijauhi orang lain, dicap kurang bersosial, anti sosial, dan sebagainya.
Namun namanya juga manusia, mau tidak mau, suka tidak suka, ya harus tetap
bersosialisasi.
Orang belum banyak menyadari mungkin sebenarnya selama
ini mereka bersikap kurang asertif atau bahkan tidak asertif, ya itu yang
dinamakan sungkan. Hal itu karena merasa tidak enak
untuk berkata tidak kepada orang lain dan memilih menjadi seorang “yes
man”. Berkata “ya” pada setiap ajakan dan mengikuti segala kemauan orang
lain tanpa melihat ke dalam hati apa yang sebenarnya diinginkan atau diperlukan. Bahkan sampai ada
filmnya, berjudul “Yes Man” yang
diperankan Jim Carrey (bukan berniat promosi).
Sebenarnya tidak ada masalah dengan bersikap sungkan, yang menjadi masalah
adalah saat kita bersikap sungkan kepada orang lain yang berujung merugikan
diri sendiri atau bahkan merugikan orang lain saat
kita menerima ajakan tersebut. Sungkan pun adalah sikap yang baik jika
diungkapkan pada tempatnya.
Asertif juga penting,
kita dituntut buat selalu jujur pada diri
sendiri yaitu pada apa yang seharusnya
kita lakukan sesuai dengan apa yang kita perlukan atau inginkan. Jangan sampai kita meninggalkan apa
yang pokok dan justru melakukan hal lain yang akhirnya berakhir kurang baik
yang berujung penyesalan. Namun kita juga perlu menyesuaikan tingkat
asertivitas, jangan sampai terlalu berat pada
diri sendiri sehingga lupa untuk menerima pentingnya ajakan orang lain, padahal sebetulnya
keinginan atau keperluan kita tersebut masih
bisa ditangguhkan. Harus pandai-pandai dalam menyusun prioritas dan waktu
adalah kuncinya. Sebagai orang yang diajak kita harus pandai dalam mempertimbangkan,
siap untuk menerima ajakan, pun siap untuk menolak ajakan. Sebagai pengajak,
kita juga harus menerima apapun jawaban dari orang yang diajak, ya atau tidak,
itu tetap hak mereka dan harus menghormati apapun jawabannya.
Cobalah untuk selalu mempertimbangkan ajakan orang
lain dengan melihat preferensi dan kesesuaian yang ada pada diri sendiri. Lalu putuskan dan sampaikan dengan cara
yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman atau bahkan berujung pada prasangka
buruk. Setelah keputusan diambil jangan lagi melihat ke belakang, terima
keputusan tersebut dengan baik dan jangan ada
penyesalan, every choice has its own
risk. Jangan sampai ada prasangka dan sesuatu yang tidak baik satu sama lain,
baik bagi pengajak maupun yang diajak. Wiseman are those who know where and
when they have to show their true intentions.
Sampai ketemu di post selanjutnya !
Sangat bermanfaat buat aku mudah2han kedepan bisa lebih baik aminn...
ReplyDeletewah makasih Mas Arif, semoga bermanfaat ya mas
DeleteIni bagus bro. Izin share ya
ReplyDeletemonggo mas, ini siapa ya kok namanya disamarkan
Deletesik nubi Ke, tahap belajar haha. semoga bermanfaat ya
ReplyDelete