Sebelumnya maaf sekali untuk tulisan sedikit agak lama intervalnya
dibandingkan dengan tulisan sebelumnya dikarenakan ada sedikit masalah teknis
pada keyboard. Yap, jadi tulisan kali
ini membahas kebiasaan kurang baik, terutama di Indonesia, yakni tentang membuang-buang
waktu
Sebagian orang sering sekali membuang-buang waktu. Di
Indonesia pun bahkan sampai ada ungkapan “Waktu Indonesia Bagian Ngaret” yang
notabene merujuk pada kebiasaan orang Indonesia yang saking seringnya telat, dan membuang-buang waktu. Memang
kedisiplinan harus tumbuh dengan sendirinya dengan adanya dorongan dari dalam
diri. Jika dirunut, kedisiplinan akan dimulai dengan keterpaksaan, yang pasti
awalnya akan sangat berat untuk memulai. Lalu sedikit demi sedikit jika
dilakukan secara kontinyu, akan berlanjut menjadi sebuah kebiasaan. Setelah
menjadi kebiasaan, lama-kelamaan kebiasaan tersebut akan tertanam dalam alam
bawah sadar dan tidak perlu dorongan lebih untuk melakukan aktivitas tersebut. Lumayan
berat memang apalagi hal tersebut kita tidak terlalu suka, proses belajar pasti
tidak ada yang selamanya enak. Itu bukan sekedar omongan, memang secara psikologis
sebuah aktivitas entah itu baik atau buruk akan berada dalam alam bawah sadar
jika kita melakukan sesuatu yang sama secara berulang-ulang, alhasil kan menjadi
sebuah disiplin.
Disiplin berarti seseorang mampu manajemen waktu dengan
baik. Disiplin akan terasa jika kita tidak melakukan lagi hal yang sudah
menjadi rutinitas kita sehari-hari tersebut. Contoh gampangnya, jika setiap hari
selama 12 tahun (dari mulai SD hingga SMA) secara terus menerus kita berangkat ke
sekolah, maka jika kita tidak berangkat ke sekolah tanpa suatu alasan yang
jelas maka pasti akan terasa ada yang kurang atau merasa bingung, bahkan
bersalah. Bersekolah merupakan salah satu disiplin yang baik yang sudah ditanam
pada kita sejak kecil, namun ada juga disiplin buruk yang ada kaitannya dengan
nurani (akan saya bahas pada tulisan setelah ini)
Hal ini mulai saya rasakan saat mulai banyak waktu luang,
biasanya momen tersebut datang sewaktu liburan kuliah yang terlalu panjang. Saat
itu terasa bingung untuk memulai sebuah aktivitas yang menurut saya perlu
dilakukan. Banyak sekali alasan yang muncul untuk tidak memulai aktivitas. Hingga
akhirnya kelamaan mulai tersadar “kok rasanya
begini-begini aja ya, ga ada perkembangan”. Nha, itulah titik balik yang bagus
dan saat yang tepat kita mulai membuat disiplin yang menurut kita perlu
dilakukan untuk berkembang. Jangan mencari-cari alasan dalam diri untuk tidak
maju atau di-pending, yang inilah yang itulah, Kita tahu sebenarnya kita
butuh hal itu, namun justru kita
sendiri yang tidak memulai. Karena sebenarnya kita malas untuk memulai aktivitas
tersebut
Mungkin orang banyak ngga ngerti, sebenarnya waktu yang dibuang sekarang adalah waktu
yang dipinjam dari masa depan. Ibaratnya apa yang kita lakukan sekarang pasti
implikasinya ada pada masa yang akan datang, bukannya berakibat langsung. Sebagai
contoh, jika sekarang kita malas belajar dan menghabiskan waktu dengan bermain
dan sebagainya, kemungkinan besar kita akan kesulitan untuk berkompetisi pada
masa mendatang dan membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa bersaing dan
beradaptasi dengan keadaan dibandingkan mereka yang mungkin dulunya lebih tekun
belajar dibandingkan dengan kita yang malas belajar dulunya.
Lakukan yang ingin kamu lakukan. Tantanglah apa yang
menjadi hambatanmu, jika itu perlu dilakukan, lakukan! Pilihlah disiplin yang
menurutmu produktif dilakukan. Jangan suka membuang waktu dengan aktivitas yang
tidak perlu dan cara yang sama, karena lama kelamaan hal tersebut justru akan
menjadi disiplin burukmu. Buatlah disiplin yang baik untuk mengisi hari-harimu
dengan cara yang produktif. Yang paling penting, saat spare time jangan gunakan waktu tersebut untuk melakukan hal yang
salah. Build your very own discipline with your very own way as long as you feel
comfort enough, just do it!
Sekian tulisan kali ini, semoga bermanfaat dan tetap
semangat menebar manfaat. See you on next
post !
No comments:
Post a Comment