Saturday 23 March 2019

#SedikitRenungan, Bagian 9 (Relativitas)

https://atgbcentral.com/data/out/161/5389120-calm.jpg

Ini bukan soal Einstein atau apa, cuma judulnya dibuat agak lain supaya teman-teman kena click bait hehe. Relativitas yang dimaksud adalah relativitas dari setiap orang.

Mungkin banyak sekali dari kita yang sering ragu-ragu saat melakukan sesuatu, bisa karena kurang percaya diri terhadap diri sendiri sehingga merasa selalu ada yang kurang dalam perencanaan atau mencari-cari kekurangan alih-alih agar keinginan tersebut urung dilakukan, meskipun sebenarnya hanya ketakutan diri sendiri yang belum tentu terbukti. Atau bisa juga karena kita takut pandangan orang lain melihat apa yang kita lakukan kurang apik sehingga kita menjadi tidak percaya diri tentang hal yang akan kita lakukan dikarenakan kita terlalu mengkhawatirkan pandangan orang lain terhadap apa yang akan kita buat. Nha, kali ini saya coba bahas tentang pandangan orang lain tersebut.


Saya kurang tahu istilah yang saya gunakan benar atau salah, tapi relativitas yang saya maksud di sini adalah tingkat relatif orang dalam memandang suatu hal. Jadi di dunia ini semua hal dibagi menjadi dua hal, yakni baik atau buruk. Sama, jika kita berbuat suatu hal dan orang lain memandangnya pasti mereka memiliki penilaiannya masing-masing, entah mereka bakal berpikiran baik atau buruk. Maksud saya adalah ketika kita memang sudah berniat untuk melakukan suatu hal dan dirasa hal tersebut tidak menyimpang atau menyalahi aturan, maka cukup fokus pada hal tersebut dan segera lakukan dengan cara yang baik tanpa memedulikan apa kata orang lain. Namun juga akan menjadi salah jika kita terlalu menghiraukan orang lain padahal mungkin ada beberapa norma atau bagian yang memang perlu menjadi perhatian. Tetap perlu mendengarkan kata orang lain, namun tetap dengan filter yang baik, jangan semua hal didengarkan karena kita membuat sesuatu bukan untuk memuaskan mereka, cukup seperlunya.

Saya sendiri tentu pernah mengalaminya, apalagi pas waktu sedang ramai-ramainya gengsi-gengsian. Waktu itu saya ingat betul jaman masih SD diminta oleh guru untuk membawa kerajinan tangan dan pasti waktu itu kita pasti kebingungan ingin membuat apa apalagi waktu itu masih SD, lalu kepikiran “Kalau saya buat ini kira-kira dengan buatan teman yang lain kalah jelek atau tidak ya” namun pada akhirnya saya tetap membawa hasil karya sendiri, meskipun sewaktu penilaian tetap membanding-bandingkan dengan hasil karya teman-teman SD saya yang lain dan merasa “Kok punya saya jelek ya”, lalu akhirnya malu untuk menunjukkan kepada teman-teman yang lain. Padahal meskipun sebenarnya masih ada juga teman-teman yang mungkin pada waktu itu menurut saya juga lebih jelek hasil karyanya dari punya saya, namun karena kita sudah minder duluan dan menutup mata akan hal tersebut.

Dari situ saya belajar, pertama, sebenarnya tidak ada masalah jika kita membanding-bandingkan dengan orang lain, asalkan itu justru meningkatkan motivasi kita untuk berbuat lebih baik. Kedua, namanya hasil karya pasti ada baik dan buruk, sama, kalau kata orang “di atas langit masih ada langit”. Ketiga, kita harus terbuka pemikirannya, tidak melulu kita harus melihat ke atas kalau justru akan membuat mental kita jatuh. Kita juga perlu melihat ke bawah bahwa ada juga hasil karya orang lain yang lebih buruk yang mana itu bisa membuat berbesar hati dan percaya diri, bukan untuk mencaci karya mereka. Asalkan kita sudah melakukannya dengan upaya yang terbaik.
Memang kita tidak akan mungkin bisa mengatur relativitas semua orang supaya berpikiran bahwa apa yang kita lakukan selalu baik, pasti masih saja ada orang yang mungkin berpikiran buruk, ya namanya netijen.. Ibaratnya kita memancing di sebuah lautan luas dan kita tidak akan mungkin bisa membuat semua ikan yang ada di lautan seluas itu memakan umpan yang kita buat, karena setiap ikan memiliki jenis makanannya masing-masing. Sama seperti tulisan yang saya buat ini, saya bukannya ingin semua relasi yang saya punya untuk membacanya, karena pasti setiap orang memiliki preferensinya masing-masing dalam memilih bacaan.

Terkadang kita perlu memandang suatu hal bukan dari kemungkinan terburuk, coba mulai berpikir tentang pendapat orang lain terhadap kemungkinan terbaik apa yang mereka pikirkan terhadap apa yang kita buat. Terkadang justru seorang pecundang sejati adalah mereka yang selalu mencari kekurangan orang lain tanpa bisa membuat karya, hanya menjadi kritikus tanpa bisa mengubah arus. Keep going !

Sampai jumpa di post selanjutnya !

11 comments:

  1. semangat terus ngeblognya mazz..

    ReplyDelete
    Replies
    1. siap mas, doakan saja semoga bisa terus menebar manfaat dan inspirasi melalui tulisan

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. Menarik sekali, perlu saya coba ini..
    kebetulan lagi cara tentang hal ini.

    ReplyDelete
  4. ok mantap sob buat infonya dan salam kenal

    ReplyDelete
  5. keren mas buat infonya dan salam sukses selalu

    ReplyDelete
  6. bagus bos artikelnya dan menarik

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih, semoga bermanfaat. Bisa dibagikan ke relasinya, silahkan

      Delete
  7. makasih gan buat infonya dan semoga bermanfaat

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama, bisa saling berbagi ke relasinya. Semoga memberi manfaat kepada yang lain

      Delete

Popular Posts