Sunday 7 April 2019

#SedikitRenungan, Bagian 11 (Sebuah Pengakuan)

https://png.pngtree.com/thumb_back/fh260/photos/md/2018-02-13/night_star_evening.jpg

Bagian kali ini pengalaman pribadi dan bisa dikatakan cukup sering mengalami sih. Jadi mungkin lebih mengena dibandingkan dengan bagian yang lain.

Jadi waktu itu saya bergabung dalam sebuah organisasi yang waktu itu akan mengadakan event dan sedang sangat butuh-butuhnya pendanaan dari pihak ketiga. Masalahnya jika pihak ketiga akan memberikan dukungan dalam bentuk apa pun mereka juga menilai dulu siapa yang akan mereka dukung, apa pihak itu main-main atau tidak. Mungkin teman-teman juga merasakan hal yang sama saat akan mengadakan event kalau organisasi yang kita naungi masih baru dan belum memiliki portfolio, pasti akan kesusahan dalam mencari dukungan dari pihak lain (sponsor / endorsemen dan sebagainya). Berbeda hal jika sudah memiliki badan hukum, portfolio, dan sebagainya, mungkin akan lebih mudah, karena instansi akan berpikiran lebih aman saat mereka mengeluarkan aset mereka kepada pihak yang juga kredibel.


Pada waktu itu memang sulit untuk mendapatkan akses langsung kepada pihak yang kita inginkan. Giliran ada orang yang kenal dekat dengan pejabat di perusahaan tersebut, ia bisa mengaksesnya dengan mudah tanpa harus birokratif seperti yang kita lakukan. Apa bisa kita sebut hal itu sebagai sebuah hal yang menyalahi aturan? Belum tentu, bisa saja mungkin karena pejabat tersebut memang berafiliasi langsung kepada orang yang bersangkutan terkait sebuah kerja sama atau bisa saja memang karena tertulis pada SOP yang ada, namun kita tidak tahu menahu. Yang bisa kita lakukan waktu itu hanyalah “Ya sudahlah, emang beda level”. Salah besar jika saya dan teman-teman waktu itu langsung berburuk sangka atau bahkan melaporkan kepada pihak yang berwenang, padahal yang kita laporkan belum tentu salah.

Bagi orang lain seperti saya waktu itu akan menjadi sebuah kesalahan jika kita langsung menjustifikasi bahwa perlakuan berbeda tersebut adalah hal yang salah. Terkadang orang-orang memberikan komentar tanpa ada riset dulu, grusa-grusu. Makanya sekarang sedang banyak sekali orang-orang yang terjerat kasus ujaran kebencian dan semacamnya hanya karena melontarkan komentar yang tidak pada tempatnya. Sekarang beberapa orang pun juga berpikir dua kali untuk menerima komentar dari orang lain, apakah yang memberikan komentar expert pada bidang yang ia komentari atau tidak, jika ia tidak mempunyai sepak terjang yang relevan dengan hal yang ia komentari, komentar tersebut ibarat omong kosong

Ada orang bilang begini, “Mana bisa dapat apa-apa kalau bukan siapa-siapa”, saya lupa betul siapa yang mengatakannya waktu itu, tapi saya catat benar-benar di notes saya. Jika berpikir sekilas memang terasa ada benarnya. Mungkin khususnya fenomena tersebut mudah ditemui di Indonesia, orang terkesan sangat mudah mendapatkan ini dan itu (baca: fasilitas yang tidak bisa didapatkan oleh orang biasa) dengan bermodalkan jabatan yang tinggi ataupun kenalan dengan orang yang mempunyai jabatan yang tinggi. Memang sudah seharusnya seperti itu, karena dengan jabatan yang tinggi akan linier dengan tanggung jawab yang besar pula, oleh karena itu diperlukan tools atau fasilitas yang lebih untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pengakuan memang penting, karena hal tersebut meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas kepada dunia luar agar lebih mudah diterima oleh masyarakat, meskipun jalan satu-satunya bukan hanya melalui pengakuan. Setiap pihak mempunyai parameternya masing-masing dalam mengakui sebuah hal. Karenanya ada pihak yang ditunjuk dan diakui untuk melakukan standardisasi berbagai bidang untuk meminimalisasi adanya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang mengaku-aku bahwa mereka terpercaya. Jangan mengaku-aku memiliki sesuatu yang kredibel jika memang masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk memenuhi kredibilitas, upayakan yang terbaik dengan cara yang baik agar orang-orang juga semakin meningkat kepercayaannya. Jangan menyalahkan sesuatu yang belum tentu tidak kredibel padahal sesuatu tersebut belum tentu tidak kredibel, cukup tahu saja, kalau hal tersebut terlihat kurang benar, cari tahu dulu kebenarannya. Acknowledgement come from many ways, not all kind of acknowledgment we need it, choose which fits for you, which one you seem you can handle, and just go for it !

Sampai jumpa di post selanjutnya !


No comments:

Post a Comment

Popular Posts