Friday 5 July 2019

#SedikitRenungan, Bagian 15 (Rezeki dan Penghasilan)


https://www.pexels.com/photo/backlit-beach-blurred-calm-408517/

Sebenarnya bagian ini juga bukan salah satu cerita pribadi yang saya dapat dari pengalaman sendiri, terus terang dari sebuah video tepatnya. Jadi pas waktu itu saya lagi main Instagram dan ngeswipe-swipe bagian discovery dan nemu video yang berisi tentang pengertian rezeki. Dalam video itu, doi menerangkan dengan jelas membedakan antara rezeki dengan gaji atau sumber penghasilan lain yang bisa datang dari mana pun. Oke, backstory-nya segitu aja.

Setelah dari video itu saya jadi lebih ngeh dan bisa memahami kenapa ada orang yang meskipun hidupnya bisa dibilang sederhana dan pas-pasan tapi bisa dengan lancar dan bahagianya mereka menjalani hidup mereka. Di sisi lain ada juga orang yang bergelimang harta tapi justru mereka terlihat belum bahagia atau bahkan tidak tenang hidupnya. Tidak semuanya, tapi ada.


Poinnya ada di dalam video yang saya bilang tadi, jadi di video itu diterangkan bahwa di dunia ini semua orang bisa mendapatkan penghasilan dari mana pun dengan cara adapun., tapi yang membedakan adalah bagaimana sikap kita menerimanya dan bagaimana cara memperolehnya. Dalam video, diterangkan ada istilah rezeki dan penghasilan. Rezeki dan penghasilan datangnya dari Tuhan, entah dari siapa pun perantaranya atau sumbernya. Bedanya, rezeki sudah pasti mendatangkan kecukupan dan kebaikan bagi kita, karena rezeki datang dari tempat yang baik dan usaha yang baik. Sedangkan penghasilan adalah sesuatu yang bersifat hasil dari apa yang kita dapatkan atas jerih payah kita selama bekerja. Beda tipis memang, tapi kalau kita benar-benar paham, maksudnya di sini adalah rezeki itu pasti bersifat halal, baik, dan mencukupkan sedangkan penghasilan belum tentu bersifat demikian, bukan berarti tidak baik.

Satu adalah pada prosesnya. Sesuatu disebut rezeki bila proses yang ditempuh untuk mendapatkannya baik dan benar lalu kita selalu syukur atasnya berapa pun jumlahnya, jadi parameternya adalah bukan perspektif duniawi. Sedangkan penghasilan masih berparameter jumlah, proses mendapatkannya yang entah seperti apa, dan juga kita belum tentu syukur atasnya. Penghasilan bisa aja disebut sebagai rezeki kalau caranya baik dan benar lalu selalu syukur dengan bentuk dan jumlahnya. Dua adalah sumbernya. Dari manapun kita berusaha kalau sumbernya adalah dari tempat yang tidak baik, seberapa pun jumlahnya mungkin kita bakal tidak pernah merasa puas, mungkin ya. Coba cari sumber penghasilan yang benar-benar baik, jangan tengah-tengah, pastikan sumbernya baik. Tiga adalah cara menerimanya. Berapapun jumlahnya, usahakan selalu merasa syukur dengan hasil yang didapat. Kalau memang jumlah penghasilan dengan banyaknya kebutuhan masih terasa kurang berarti kita memang diminta sama Tuhan buat berusaha lagi. Maksud saya di sini adalah bukan menerima nasib ya, tapi merasa cukup. Kalau memang hasilnya kurang terus sebenarnya kita juga masih ada kesempatan untuk berusaha, ya dicari lagi, bukannya malah bengong.

Saya pun juga pernah ngalamin, saya kira teman-teman juga pasti pernah. Mungkin contoh gampangnya adalah saat kita sudah berusaha keras untuk mendapatkan  sebuah penghasilan, tapi hasilnya hanya sedikit atau tidak sesuai dengan ekspektasi kita sebelumnya, pasti ada dong rasa tidak puas, tidak ikhlas, dan tidak cukup yang muncul karena kita ngerasa seharusnya kita bisa mendapatkan lebih dari itu. Nha, yang jadi persoalan sekarang adalah memangnya yang menentukan ukuran jumlah penghasilan yang patut kita terima itu siapa? Masa kita sendiri. Ya kalau ukuran kita benar, kalau ngga? hahaha. Yang berhak mengukur seberapa hasil yang kita dapatkan sepantasnya dan sebenarnya adalah Tuhan, tugas kita mah terus berusaha dan berdoa, semaksimal mungkin. Meskipun sedikit, kalau kita syukur dan berterima kasih atasnya maka sadar tidak sadar sebetulnya dengan jumlah tersebut kita sudah cukup.

Beda hal lagi jika usaha kita kurang maksimal, tambah lagi kalau kita juga bekerja asal-asalan, ya dapatnya juga asal-asalan, wong kita aja ngawur masa mau dikasih yang bener. Gitu. Kita usahanya yang maksimal, milihnya juga ngga ngawur, niatnya juga baik, pasti semuanya beres. It’s true that effort affect a result, but it’s not truly true. Out of it, there’s always God’s intervention.

Sampai bertemu di post selanjutnya !

No comments:

Post a Comment

Popular Posts