Monday 15 July 2019

#SedikitRenungan, Bagian 16 (Mencari Kebaikan)

https://www.pexels.com/photo/background-backlit-beautiful-bright-355853/

Terus terang baru ngeh akhir-akhir ini sih. Jadi memang entah sudah membudaya atau apa sepertinya budaya pembajakan, di Indonesia khususnya, sudah sangat umum dilakukan sampai-sampai sadar tidak sadar kita sudah melakukannya sejak lama. Saya pun sebenarnya juga masih menggunakan produk atau layanan pembajakan hingga saya menulis bagian in. Innocent banget kan saya selama hidup 23 tahun hahaha.

Iya, jadi sepertinya pembajakan sudah melekat di kehidupan kita dan mudah dijumpai di sekitar kita. Mulai dari yang paling gampang seperti isi komputer kita yang mungkin sebagian besar merupakan software bajakan yang kita dapatkan secara cuma-cuma melalui internet dengan menggunakan crack, activator, atau semacamnya. Musik atau video yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk di-download, tapi kita kekeuh ingin mendengarkan dan melihatnya secara offline sehingga menggunakan aplikasi atau layanan pihak ketiga ilegal. Mengakses film secara online melalui website ilegal secara bajakan dan bukan menontonnya melalui bioskop atau platform streamer yang resmi. Atau membeli pakaian yang merupakan produk KW dan bukan aslinya.


Mungkin contoh di atas hanya beberapa yang dekat dengan kehidupan kita (dengan perspektif saya sebagai remaja ya). Bisa dibilang miris memang, kita dibudayakan dengan sesuatu yang sebetulnya membuat kita tidak berkembang. Memang sesuatu yang tidak baik kalau banyak orang yang melakukannya menjadi terlihat wajar, apalagi jika orang-orang terdekat kita juga melakukannya. Tapi sebetulnya secara tidak langsung kita merugikan si pembuat produk dan layanan itu tadi, karena akhirnya penghasilan yang mereka dapatkan tidak masuk kepada mereka. Memang sampai sekarang produk dan layanan mereka masih kita jumpai dengan mudah dan kita melihatnya seperti baik-baik saja, tapi sebetulnya ada harga yang harus dibayarkan oleh produsen karena pemasukan yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan seharusnya. Bisa saja beberapa tahun kemudian mereka kolaps dan suka tidak suka kita juga masuk ke dalam salah satu orang yang berkontribusi terhadap kolapsnya produsen itu karena kita menggunakan produk bajakannya dengan dalih tidak mampu membayar atau membeli produk aslinya, ya kalau memang belum bisa sebaiknya jangan dipaksa.

Saya pun juga masih melakukannya sampai sekarang. software, musik, video, atau film. Tapi suatu saat jika saya sudah mempunyai bekal yang cukup, saya pingin banget untuk mendapatkan produk dan layanan itu semua secara resmi, Mencoba sedikit demi sedikit untuk dengan mendapatkan lisensi yang seharusnya, dimulai dari membiasakan menggunakan layanan bulanan berbayar atau menonton film di bioskop. Saya pribadi pingin demikian karena takut nanti ke depannya terjadi sesuatu yang tidak-tidak kepada saya ke depannya, orang-orang bilang karma ya. Kalau dipikir lagi jika kita membudayakan pembajakan, secara tidak langsung kita juga membantu orang yang untuk mendapatkan penghasilan dengan cara yang kurang baik meskipun kita membantunya secara ekonomi dan terlihat kasihan, ya namanya tidak baik tetap tidak baik sih. Sebenarnya mereka mampu, hanya kurang sabar dan berusaha, karena tidak mungkin Tuhan akan menunjukkan jalan yang tidak benar untuk mendapatkan rezeki.

Yang mau saya sampaikan disini adalah bagaimana kita bisa terlepas dengan semua jenis pembajakan dan menjadikan semua produk dan layanan yang kita gunakan adalah baik dan akan mendatangkan kebaikan. Kalau sesuatu yang kurang baik dan kita terus-terusan menerapkan hal serupa dan terus menurun ke generasi kita selanjutnya, entah berapa dosa yang sudah kita produksi. Indonesia kalau terus-terusan masyarakatnya menggunakan produk atau layanan bajakan, lama-kelamaan bisa membuat orang-orang di dalamnya memiliki mental pencuri karena memanfaatkan kesempatan yang tidak benar. Kita diuntungkan memang, karena kita tidak mencoba berada di posisi pembuat konten, produk, atau layanan itu tadi, coba kalau kita membuat sebuah produk dan layanan namun karena dibajak orang lain akhirnya usaha kita tidak berkembang dan justru masuk ke kantong pembajak itu tadi. Sadar tidak sadar kita juga merugikan produsen, baik secara materiil maupun non materiil (publikasi, hak cipta). Sebetulnya kita bisa saja dituntut dan sewaktu-waktu justru harus membayar dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan kita melakukan pembelian secara resmi karena denda yang harus dibayar karena melakukan pembajakan.

Oleh karena itu, jika kita memang mau mencari sebuah kebaikan tentang apapun yang coba kita lakukan, termasuk menjauhi segala jenis pembajakan yang sudah disebut di atas ataupun yang lainnya. Yuk demi kebaikan bersama, demi kebaikan kita juga supaya kita juga lebih berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dengan cara yang benar tanpa ada yang dirugikan. Feel-nya pun pasti akan berbeda dibanding menggunakan produk bajakan, ada sense of belonging, karena kita dengan usaha untuk bisa mendapatkannya. Terkadang hal-hal yang begitu dekat dan saking dekatnya dengan kita justru kita tidak menyadarinya entah hal itu baik atau tidak. All of the people in the world doesn’t want to be harmed, isn’t it? So be good, people.

Sepertinya untuk post selanjutnya akan sedikit nyambung dengan tulisan saya bagian ini. Sampai ketemu di post selanjutnya !

No comments:

Post a Comment

Popular Posts