Sunday 29 December 2019

#SedikitRenungan, Bagian 25 (Makna Musuh)


Kembali lagi, sebelum ditutup dengan 2 bagian terakhir. Sebetulnya script untuk bagian terakhir sudah saya tulis dan tinggal post. Justru yang post setelah ini lah saya bingung nulis apa haha. Oke kali ini saya bahas sesuatu yang saya dapetin ketika nonton film (lagi).
Oke, banyak orang bilang hidup itu jangan cari musuh, ini benar. Tapi tidak sepenuhnya mempunyai musuh itu buruk. Bisa berlaku sebaliknya, ketika kita mempunyai banyak teman dan kawan bisa jadi pada kondisi itu kita tidak berkembang karena kita berada pada kondisi yang nyaman. Backstory-nya adalah ketika itu saya sedang nonton film “Rush”, kalau temen-temen belum nonton silakan ditonton, menurut saya worth to watch. Jadi filmnya berkisah tentang rivalitas dua orang pembalap yang diadaptasi dari true story.  Lalu dari film itu ada quotes dari salah satu pemainnya yang ngomong ke rivalnya gini “Berhenti berpikir bahwa mempunyai banyak musuh dalam hidup itu sebagai sebuah keburukan. Itu bisa jadi berkat. Orang bijak mendapatkan banyak manfaat dari musuhnya daripada teman-temannya.” Terus terang saya sepakat dalam beberapa hal, karena mungkin relevan dengan pengalaman saya juga.

Kalau di cerita saya ketika itu saya sering direndahkan, meskipun maksud mereka itu adalah konteksnya bercanda ya. Tapi ketika itu saya justru nganggepnya sebagai dorongan buat berbuat lebih sih dan langsung berpikiran bahwa “oke, coba kita lihat nanti” . Maksud dari quotes itu mungkin bisa juga dalam kasus saya ini, mungkin bagian ini masih berhubungan juga dengan Bagian 22 (Menetapkan Rival) sih. Jadi ketika saya ngerasa direndahkan seseorang, saya jadi termotivasi buat melampaui orang tersebut. Menurut saya, dorongan terkuat adalah ketika kita berusaha membenci atau dengki kepada seseorang lalu kita membalasnya dengan pembuktian (sweet revenge). Akhirnya kita jadi berusaha maksimal tanpa kita sadari dan tanpa kita kira sebelumnya sampai-sampai kita berpikir “kok ternyata saya bisa ya ngelakuin itu”. Benci atau dengki untuk berkembang.
Dalam konteks quotes tadi, sama, ketika seseorang mempunyai musuh atau saingan (bukan cari musuh ya), ia akan mencoba berbuat lebih supaya bisa melebihi saingannya tersebut. Dan benci atau dengki itu tadi adalah salah satu cara agar terus terpacu, cuma memang perlu manajemen hati jangan sampai masuk ke dalam bentuk yang sudah tidak baik caranya. Ada memang beberapa orang yang tidak bisa ngelakuin sesuatu lalu membencinya agar menjadi dorongan bagi dirinya karena tidak bisa ngelakuin hal tersebut lalu berusaha untuk menguasainya sebisa mungkin. Maksud saya adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan kebencian atau kedengkian yang kita punya dengan hanya tidak sekedar benci atau dengki tapi justru bisa memberikan manfaat bagi kita dan justru produktif. Benci sekedarnya.
Sama halnya ketika kita punya banyak teman, bukannya tidak baik, banyak teman itu penting, sangat penting. Tapi memang yang perlu diperhatikan adalah ketika selalu bersama dengan menghabiskan waktu bersenang-senang tanpa adanya sesuatu yang serius bisa-bisa terlena tanpa melihat adanya persaingan yang kompetitif di luar sana. Menikmati momen itu penting, hanya saja perlu dikira-kira sendiri sampai mana batasnya. Kan ngga juga masa tiap hari harus senang-senang. Kalau hanya senang-senang untuk mengejar kepuasan bakal ga ada habisnya, karena kepuasan itu ga akan pernah bisa dipenuhi oleh manusia.  
Penting untuk menciptakan suasana yang kompetitif demi pengembangan diri. Penting juga untuk memiliki circle yang bisa diandalkan ketika sedang butuh hiburan atau mengembalikan mood untuk terus bisa beraktivitas. Hate what you need, then master it.
Sampai ketemu di post selanjutnya! 2 posts left !



No comments:

Post a Comment

Popular Posts