Sunday, 31 May 2020

#BerharapLucu, Bagian 3 (Cerita 55 Part 1)



            Cerita ini judulnya “Cerita 55”, sampe sekarang aku juga ngga tau kenapa orang-orang itu semboyannya “55”. 55 adalah semboyan Pusat Pendidikan Polisi Militer. Awalnya aku pikir karena mereka berisi atlet olahraga yang suka main futsal, jadi setim isi 5 orang vs 5 orang, tapi sepertinya hipotesis ini kurang tepat. Sampe sekarang aku juga belum ngerti maksud dari 55. Tapi yang jelas waktu itu kami pernah diajarin ketika perkenalan harus teriak “55, 55, PIHC go!”, jadi semacam penyemangat gitu. Kita mah daripada kena hukum lebih baik idem aja.

Setting cerita ini dimulai pas aku ikut latihan militer, di Cimahi tepatnya, beberapa waktu yang lalu. Di situ kami satu berjumlah 80 orang, dikarantina selama 2 minggu di Pusat Pendidikan Polisi Militer. Tidak boleh memegang handphone, atau berinteraksi dengan pihak luar selama berkegiatan di sini. Selama itu kami ngerasain pembelajaran berharga yang memang harus dilalui melalui proses yang orang lain mungkin bilang sedikit berlebihan. Tapi sebenernya ngga juga, menurutku orang-orang itu yang belum pernah ngerasain aja kaya gimana (meskipun sebetulnya aku awalnya juga depresi, supaya kalian yang baca tenang).

Friday, 8 May 2020

#OrangBaik, Ceu Emar Tidak Boleh Kelaparan



Ceu Umar adalah wanita yang sudah berusia lanjut sekitar, mungkin sudah menginjak usia 60an, beliau hidup satu rumah bersama kedua orang tuanya di daerah Kemuning, Cikampek, sehingga satu rumah berisi 3 orang. Beliau menghidupi keluarga sendirian setelah bercerai dengan suaminya. Ceu Umar mempunyai seorang anak perempuan yang tinggal bersama suaminya di Karawang sana. Praktis Ceu Umar hanya hidup bertiga dengan orang tuanya dan Ceu Umar mau tidak mau harus menjadi tulang punggung keluarga untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Jadi waktu itu saya sedang ada training kerja di Cikampek pada bulan September-Oktober. Itu adalah saat kali pertama saya ketemu dengan Ceu Umar, Waktu itu hari Jumat, saya Jumatan di salah satu masjid dan bertemu dengan beliau. Waktu itu beliau berjualan gorengan, ada tahu goreng, cireng, rempah, dan ada aneka jajanan lainnya. Beliau menawarkan dagangannya kepada orang-orang yang keluar dari masjid satu per satu. Sesekali Ceu Umar menawarkan dengan senyum dan canda, berharap gorengannya ada yang terjual. Waktu pertama kali saya hanya mengamati dari kejauhan dan bergumam dalam hati “Kasihannya ibu itu” pikirku.

Thursday, 7 May 2020

#SedikitRenungan, [PENGUMUMAN] Penundaan Rilis Buku

Halo teman-teman, sehat ya semuanya?

Baik, kali ini saya akan mengabarkan terkait Buku "refleksi" yang direncanakan dalam waktu dekat bisa rilis, akan tapi dikarenakan adanya pandemi COVID-19 ini, buku yang awalnya direncanakan bakal bisa terbit maksimal Juni ini, akhirnya mau tidak mau harus mundur mengingat kondisi yang tidak memungkinkan. Penerbit juga bilang bahwa operasional akan terganggu jika kondisi masih seperti ini dan juga publikasi yang masif juga susah karena banyak unit bisnis yang berkaitan dengan operasional penerbitan buku juga tutup.

Alhasil Penerbit menyarankan untuk melakukan rilis buku menunggu pandemi COVID-19 ini usai terlebih dulu sambil menunggu momentum yang tepat agar buku bisa terfasilitasi dan terpublikasi dengan baik. Di waktu yang bersamaan saya juga akan fokus ke segmen #BerharapLucu yang lama tidak terpegang hingga sekarang karena pekerjaan juga sangat banyak. Semoga dengan adanya pandemi COVID-19 ini segalanya tetap bisa produktif sebagaimana seharusnya dan semoga keadaan semakin membaik. Tetap #dirumahaja teman-teman, sehat-sehat semuanya!

Friday, 24 April 2020

#SedikitRenungan, Cover Buku



Bertemu lagi dengan saya, setelah sekian lama tidak post. Seperti yang saya bilang sbelumnya bahwa series #SedikitRenungan akan saya bukukan. Sampai sekarang sudah masuk tahap editing naskah di penerbit dan penentuan desain cover buku.

Setelah saya pikirkan kemungkinan (jika jadi, aamiin), buku series #SedikitRenungan akan berjudul "refleksi". Kenapa refleksi? Karena saya pikir sesuai dengan isi buku nantinya yang isinya mengenai perluasan cara pandang terhadap sesuatu dan kata "refleksi" menurut saya bisa mewakili apa yang ada di dalam buku ini. Semoga dan semoga.

Kali ini saya juga ingin melibatkan teman-teman untuk ikut berkomentar pada desain cover yang saya buat, semoga suka. Desainnya ada 2 macam, warna hitam dan putih saja dengan pattern semacam polygonal yang tidak beraturan. Desain cover 1 cover depan berwarna hitam dan cover belakang berwarna putih. Sebaliknya, Desain cover 2 yaitu cover depan berwarna putih dan cover belakang berwarna hitam. Tinggalkan komentar kalian di kolom komentar di bawah ya. Saya ingin tahu pendapat kalian. See you on the next post !

Friday, 27 March 2020

#BerharapLucu, Bagian 2 (Bapak Berhelm Putih)


                       Ceritanya waktu itu hari Jumat, yang identik Jumatan bagi umat muslim. Siang itu aku jalan kaki dari kantor ke masjid buat Jumatan. Di saat semua teman-temanku lagi makan siang dulu sebelum Jumatan, aku ke masjid dulu karena tidak ingin ketinggalan satu momen pun saat Jumatan (baca: sebenernya karena miskom, padahal laper juga).
           
Ternyata lumayan juga jalan dari kantor ke masjid. Butuh waktu sekitar 10 menit, mungkin kurang lebih sekitar 1 km. Ditambah teriknya panas khas hari Jumat yang biasanya lebih panas dari hari-hari biasa. “Buset, bisa panas gini ya” pikirku.
           
Nyampe di kawasan masjid banyak yang jualan jajan, ada pentol, dawet, sama cilor. Aku nyoba satu-satu, biar nanti bisa tau mana yang harus aku beli di Jumat minggu-minggu berikutnya. Sambil makan aku duduk jongkok di bawah pohon, di sampingku ada mas-mas yang juga lagi makan. Dari pakaiannya sepertinya mas-mas itu merupakan orang proyek. Pake helm, sepatu safety, pakaian yang penuh keringat karena kerja di lapangan. Daripada kami diem-dieman kaya orang musuhan, mulailah aku ngajak ngobrol.
          

Tuesday, 14 January 2020

#SedikitRenungan, Bagian 27 (Akhir)

httpswww.pexels.comphotocalm-water-with-sun-and-orange-sky-1631678

Tiba di penghujung bagian dari #SedikitRenungan. Lega iya, senang iya, tapi rasa kurang puas juga ada. Saya ngerasa masih banyak hal yang belum saya share ke temen-temen dan akhirnya harus berhenti di angka 27.
Mungkin masih ada sebagian temen-temen yang sampai saat ini masih belum paham arah dan esensi dari semua ini. Kenapa nama segmen ini #SedikitRenungan dan kenapa temen-temen semua perlu mengerti. Jadi, backstory-nya waktu itu saya kepikiran gini “Kayanya sayang banget kalo misalkan pelajaran yang saya dapetin di hidup saya ini ga saya share ke orang lain”, saya berharapnya dengan saya share cerita saya itu nantinya bisa bermanfaat dan ngasih sebuah pandangan yang baik buat temen-temen. Terlepas pasti ada juga temen-temen yang tidak sepakat, ada yang menanggap kurang baik juga. Yang jelas saya punya niatan itu.

Friday, 10 January 2020

#SedikitRenungan, Bagian 26 (Menjadi Baik)



Menuju post terakhir. Mulai menuju konklusi dari #SedikitRenungan. Oke, di post kali ini saya pingin bahas esensi dari semua post yang ada di #SedikitRenungan. Sebetulnya saya pingin temen-temen setelah baca post jadi selalu punya niat baik, berbuat baik, dan semangat menebar kebaikan. Terdengar sederhana, tapi intinya ini semua adalah tentang menjadi baik dan lebih baik.
Mungkin banyak orang yang mempertanyakan kenapa berbuat baik itu dihitung sebagai sebuah amal dan mempunyai nilai? Karena berbuat baik itu butuh usaha dan mungkin bagi sebagian orang tidak mudah buat ngelakuinnya. Sedangkan berbuat buruk itu gampang, gampang banget. Kasarnya berbuat baik itu butuh modal kalo berbuat buruk itu ngga. Bahkan punya niat baik pun sudah dihitung sebagai sebuah amal karena tidak mudah berbuat baik kepada orang lain yang itu seringkali harus mengorbankan sesuatu. Niat baik pun harus dipupuk biar saat kondisi apapun kita selalu bisa ngasih manfaat ke orang lain.

Sunday, 29 December 2019

#SedikitRenungan, Bagian 25 (Makna Musuh)


Kembali lagi, sebelum ditutup dengan 2 bagian terakhir. Sebetulnya script untuk bagian terakhir sudah saya tulis dan tinggal post. Justru yang post setelah ini lah saya bingung nulis apa haha. Oke kali ini saya bahas sesuatu yang saya dapetin ketika nonton film (lagi).
Oke, banyak orang bilang hidup itu jangan cari musuh, ini benar. Tapi tidak sepenuhnya mempunyai musuh itu buruk. Bisa berlaku sebaliknya, ketika kita mempunyai banyak teman dan kawan bisa jadi pada kondisi itu kita tidak berkembang karena kita berada pada kondisi yang nyaman. Backstory-nya adalah ketika itu saya sedang nonton film “Rush”, kalau temen-temen belum nonton silakan ditonton, menurut saya worth to watch. Jadi filmnya berkisah tentang rivalitas dua orang pembalap yang diadaptasi dari true story.  Lalu dari film itu ada quotes dari salah satu pemainnya yang ngomong ke rivalnya gini “Berhenti berpikir bahwa mempunyai banyak musuh dalam hidup itu sebagai sebuah keburukan. Itu bisa jadi berkat. Orang bijak mendapatkan banyak manfaat dari musuhnya daripada teman-temannya.” Terus terang saya sepakat dalam beberapa hal, karena mungkin relevan dengan pengalaman saya juga.

Tuesday, 10 December 2019

#SedikitRenungan, Bagian 24 (Saling)

https://www.pexels.com/photo/mountain-scenery-1450082/


Lama ga jumpa temen-temen pembaca haha. Oke, terus terang saya juga kesulitan cari waktu buat nulis lagi. Dan sepertinya untuk segmen #SedikitRenungan akan saya cukupkan hingga 27 bagian yang saya harap bisa kelar Januari sih. Setelah itu entah rencana apa yang mau saya masukin lagi ke blog ini agar ter-maintain dengan baik. Let’s see what I can do haha
Baik, kali ini saya bahas tentang  “saling”. Mungkin analogi gini, jadi “saling” yang saya maksud adalah kondisi dimana satu orang dengan orang lainnya bisa mempercepat tujuan yang sama dengan mendekat satu sama lain dan akhirnya bertemulah mereka pada satu titik di tengah, dan bukannya salah satu pihak harus mencapai sisi salah satu pihak lainnya. Gampangnya dua orang pingin ketemu dan daripada terlalu jauh mending ketemunya di tengah-tengah. Gitu, ya kalian pasti tahu maksudnya. Jadi bukan menggantungkan salah satu pihak buat mencapai sisi yang lain. Tapi sebetulnya konteksnya bisa banyak hal ya, mungkin kalian interpretasinya lebih condong ke soal pasangan. Tapi terlepas apa pun itu, kalau dalam sebuah aktivitas atau kegiatan yang bergerak adalah kedua pihak atau banyak pihak pasti akan lebih cepat sampai pada titik tujuan yang diharapkan.

Popular Posts