Dalam waktu dekat saya berencana untuk bercerita mengenai hal lain yang lebih refresh, tetap tentang pengalaman prbadi tapi dengan esensi cerita yang berbeda. Doakan semoga bisa post dalam waktud dekat. Sampai jumpa !
Tuesday, 23 July 2019
Pengumuman
Sekedar info aja sih, saya berencana untuk isi post dari blog saya tidak hanya berupa satu segmen saja, memang sementara hanya ada segmen #SedikitRenungan yang berisi tentang pengalaman pribadi saya untuk bisa di-share kepada semuanya supaya bisa diambil sisi baiknya.
Friday, 19 July 2019
#SedikitRenungan, Bagian 17 (Memulai Perubahan)
Seperti
yang saya bilang sebelumnya kalau bagian ini akan berkaitan dengan bagian
sebelumnya (#SedikitRenungan,
Bagian 16 (Mencari Kebaikan)). Persisnya adalah ketika seseorang
tidak mampu atau tidak mau untuk meraih sesuatu yang seharusnya bisa didapatkan, akhirnya
mereka beralih untuk mendapatkan
sesuatu dengan cara yang
tidak seharusnya dilakukan dengan dalih lebih murah, lebih mudah, atau lebih
cepat. Cukup, backstory-nya cukup segitu.
Beberapa
hari yang lalu saya baru-baru aja menyelesaikan kursus online
yang di situ dibahas mengenai perubahan,
dalam hal apapun, meskipun secara luas lebih mengarah kepada perubahan dalam
konteks organisasi. Di situ
diterangkan bahwa perubahan dimulai karena ada beberapa hal, salah satunya
adalah adanya krisis atau kondisi dimana seseorang mulai berpikir bahwa jika
mereka tidak lekas berubah, sesuatu yang gawat atau merugikan bagi mereka akan
terjadi. Berkaitan dengan bagian sebelumnya yang membahas mengenai pembajakan
yang sebetulnya secara umum tetap bisa diambil pelajaran, jadi memang karena orang-orang
kita, Indonesia, mungkin karena mereka sangat mudah mendapatkan sesuatu dengan
cara apapun atau sumber daya yang ingin mereka dapatkan begitu terjangkau. Alhasil, sehingga mereka lupa bahwa
sebetulnya semua itu justru lama-kelamaan akan membuat kita, sadar tidak sadar,
akan tertinggal oleh bangsa lain yang mereka dengan cerdiknya mengeksploitasi
kelemahan kita (konsumtif). Saking mudahnya dipengaruhi oleh hal-hal
yang bersifat tren, terlepas itu butuh atau tidak dibutuhkan.
Monday, 15 July 2019
#SedikitRenungan, Bagian 16 (Mencari Kebaikan)
Terus
terang baru ngeh akhir-akhir ini sih. Jadi memang entah sudah
membudaya atau apa sepertinya budaya pembajakan, di Indonesia khususnya, sudah
sangat umum dilakukan sampai-sampai sadar tidak sadar kita sudah melakukannya sejak lama. Saya
pun sebenarnya juga masih menggunakan produk atau layanan pembajakan hingga saya
menulis bagian in. Innocent banget kan saya selama hidup 23 tahun hahaha.
Iya,
jadi sepertinya pembajakan sudah melekat di kehidupan kita dan mudah dijumpai
di sekitar kita. Mulai dari yang paling gampang seperti isi komputer kita yang
mungkin sebagian besar merupakan software bajakan yang kita dapatkan
secara cuma-cuma melalui internet dengan menggunakan crack, activator, atau semacamnya. Musik atau video yang sebenarnya
tidak diperuntukkan untuk di-download,
tapi
kita kekeuh ingin mendengarkan dan melihatnya secara offline
sehingga menggunakan
aplikasi atau layanan pihak ketiga ilegal. Mengakses film secara online
melalui website ilegal secara bajakan dan bukan menontonnya melalui bioskop atau platform
streamer yang resmi. Atau membeli pakaian yang merupakan
produk KW dan bukan aslinya.
Friday, 5 July 2019
#SedikitRenungan, Bagian 15 (Rezeki dan Penghasilan)
Sebenarnya bagian ini juga bukan salah satu
cerita pribadi yang saya dapat dari pengalaman sendiri, terus terang dari
sebuah video tepatnya. Jadi pas waktu itu saya lagi main Instagram dan ngeswipe-swipe
bagian discovery dan nemu video yang berisi tentang pengertian
rezeki. Dalam video itu, doi menerangkan dengan jelas membedakan antara rezeki
dengan gaji atau sumber penghasilan lain yang bisa datang dari mana pun. Oke, backstory-nya
segitu aja.
Setelah
dari video itu saya jadi lebih ngeh dan bisa memahami kenapa ada orang
yang meskipun hidupnya bisa dibilang sederhana dan pas-pasan tapi bisa
dengan lancar dan bahagianya mereka menjalani hidup mereka. Di sisi lain ada
juga orang yang bergelimang harta tapi justru mereka terlihat belum bahagia
atau bahkan tidak tenang hidupnya. Tidak semuanya, tapi ada.
Friday, 21 June 2019
#SedikitRenungan, Bagian 14 (Maaf)
Baru-baru
ini ada momen lebaran, saya juga mohon maaf lahir dan batin kalau ada kata yang
kurang berkenan selama
menulis di blog ataupun yang mengenal saya secara personal.
Berkenaan dengan momen yang masih berlangsung, kali ini saya ingin membahas
tentang “maaf”. Oiya, sebelumnya saya juga mengucapkan maaf, lama tidak update karena
memang
banyak kesibukan dan hal lain yang harus lebih prioritas untuk diselesaikan, lama juga ya udah 1,5 bulan.
Mohon dimaafkan.
Baik, jadi saya mau cerita
backstory-nya dulu kenapa
saya pingin nulis tentang
“maaf” ini.
Oke, maaf. Perbuatan yang bersifat dua arah, pemohon dan termohon. Ada yang mengartikan kalau maaf hanya terbatas pada ucapan, tapi sebetulnya maaf juga ada kaitannya dengan hati. Memang semua orang tidak bisa disamakan soal perasaan Ada beberapa orang yang berat untuk meminta maaf dan memaafkan orang lain, mungkin karena gengsi karena ternyata memang setelah beradu pendapat baru sadar kalau ternyata ia yang salah atau malu dan sulit untuk mengakui kesalahan atau memang memiliki sifat yang susah untuk meminta maaf atau memaafkan. Setiap orang memiliki alasannya masing-masing.
Wednesday, 1 May 2019
#SedikitRenungan, Bagian 13 (Kepercayaan)
Langsung
aja ya, hehe.
Biasanya
kepercayaan akan tumbuh seiring dengan seseorang memberikan tugas kepada orang
lain dan melaksanakannya dengan baik sesuai dengan apa yang diminta. Semakin
sering perintah yang diselesaikan dengan baik, maka akan semakin tumbuh kepercayaan
seseorang. Sebaliknya, jika orang tidak berhasil melaksanakan suatu tugas
dengan baik dari orang yang memberikan amanat, bisa timbul kekecewaan yang berakibat
berkurangnya kepercayaan kepada orang tersebut. Ada juga orang yang sudah dipercaya sejak lama, namun
karena pernah melakukan sebuah kesalahan akhirnya setelah itu tidak pernah lagi
diberi kepercayaan, meskipun sebenarnya tidak selalu bisa dijadikan tolak ukur.
Wednesday, 24 April 2019
#SedikitRenungan, Bagian 12 (Tentang Orang Tua)

Telat
lagi ya hahaha, mohon maaf lagi banyak
kegiatan (sebetulnya ngga juga). 2
minggu lebih saya tidak post, lumayan
lama juga ya.
Oke,
tentang orang tua, saya coba untuk cerita pengalaman saya pribadi tentang beberapa pelajaran
yang saya dapat dari orang tua. Bukan pelajaran atau pengalaman yang mereka
berikan kepada kita sebagai anaknya, namun lebih pada bagaimana kita menilai presence dan perlakuan mereka terhadap
kita sebagai seorang anak. Bukan secara eksplisit mereka sampaikan, tapi lebih secara implisit kita menangkap pesan
yang coba mereka sampaikan kepada kita. Ini hanya gambaran dan fenomena umum sih.
Sunday, 7 April 2019
#SedikitRenungan, Bagian 11 (Sebuah Pengakuan)
![]() |
Bagian
kali ini pengalaman pribadi dan bisa dikatakan cukup sering mengalami sih. Jadi mungkin lebih mengena
dibandingkan dengan bagian yang lain.
Jadi
waktu itu saya bergabung dalam sebuah organisasi yang waktu itu akan mengadakan
event dan sedang sangat butuh-butuhnya
pendanaan dari pihak ketiga. Masalahnya jika pihak ketiga akan memberikan dukungan
dalam bentuk apa pun mereka juga menilai
dulu siapa yang akan mereka dukung, apa pihak itu main-main atau tidak. Mungkin
teman-teman juga merasakan hal yang sama saat akan mengadakan event kalau organisasi yang kita naungi
masih baru dan belum memiliki portfolio,
pasti akan kesusahan dalam mencari dukungan dari pihak lain (sponsor / endorsemen
dan sebagainya). Berbeda hal jika sudah memiliki badan hukum, portfolio, dan sebagainya, mungkin akan
lebih mudah, karena instansi akan berpikiran lebih aman saat mereka
mengeluarkan aset mereka kepada pihak yang juga kredibel.
Friday, 29 March 2019
#SedikitRenungan, Bagian 10 (Mengukur Ke-Tuhanan)
Bagian
kali ini sepertinya masih sedikit berhubungan dengan Bagian 2. Pelajaran kali
ini saya dapatkan dari dosen saya sewaktu bermain ke rumahnya. Beliau banyak
cerita tentang kehidupan yang setelah didengarkan ada betulnya juga. Memang
pengalaman orang yang lebih tua tidak bisa diremehkan. Mungkin dari segi judul,
bagian ini terlihat membahas sesuatu yang terkesan mendalam, ngga saya hanya mencoba
untuk meneruskan pesan dosen saya kepada teman-teman yang menurut saya patut
untuk disebarluaskan.
Jadi
kata beliau, orang menganggap ukuran yang disebut oleh Tuhan itu sebagai
sesuatu yang bisa diukur juga oleh manusia. Sebagai contoh, Tuhan itu Maha
Segalanya termasuk Maha Dekat, ibaratnya pengertian dekatnya ukuran Tuhan
dengan dekatnya ukuran manusia bisa jadi berbeda, mungkin saja justru Tuhan lebih dekat dari kita melebihi kita dengan
diri kita sendiri. Terkadang kita tidak berpikir ke sana dan menganggap
anggapan yang kita anggap itu adalah yang paling benar padahal mungkin secara teologi hal
tersebut tidak bisa dinalar oleh pikiran manusia.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Posts
-
Mungkin banyak dari kalian sewaktu sekolah mengalami kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan. Lebih tepatnya karena diri sendiri, salah sa...
-
Lanjut di tulisan kali ini ya Setelah kemarin aku berbagi tentang pengalaman donor darah, lebih lanjut kali ini spesifik tentang donor da...
-
Kali ini aku akan bahas tentang tips TOEFL. Beberapa kali mungkin di #BerbagiSaja sebelumnya aku sering nyebut TOEFL. Aku kurang tau mas...