Tuesday, 14 January 2020

#SedikitRenungan, Bagian 27 (Akhir)

httpswww.pexels.comphotocalm-water-with-sun-and-orange-sky-1631678

Tiba di penghujung bagian dari #SedikitRenungan. Lega iya, senang iya, tapi rasa kurang puas juga ada. Saya ngerasa masih banyak hal yang belum saya share ke temen-temen dan akhirnya harus berhenti di angka 27.
Mungkin masih ada sebagian temen-temen yang sampai saat ini masih belum paham arah dan esensi dari semua ini. Kenapa nama segmen ini #SedikitRenungan dan kenapa temen-temen semua perlu mengerti. Jadi, backstory-nya waktu itu saya kepikiran gini “Kayanya sayang banget kalo misalkan pelajaran yang saya dapetin di hidup saya ini ga saya share ke orang lain”, saya berharapnya dengan saya share cerita saya itu nantinya bisa bermanfaat dan ngasih sebuah pandangan yang baik buat temen-temen. Terlepas pasti ada juga temen-temen yang tidak sepakat, ada yang menanggap kurang baik juga. Yang jelas saya punya niatan itu.

Friday, 10 January 2020

#SedikitRenungan, Bagian 26 (Menjadi Baik)



Menuju post terakhir. Mulai menuju konklusi dari #SedikitRenungan. Oke, di post kali ini saya pingin bahas esensi dari semua post yang ada di #SedikitRenungan. Sebetulnya saya pingin temen-temen setelah baca post jadi selalu punya niat baik, berbuat baik, dan semangat menebar kebaikan. Terdengar sederhana, tapi intinya ini semua adalah tentang menjadi baik dan lebih baik.
Mungkin banyak orang yang mempertanyakan kenapa berbuat baik itu dihitung sebagai sebuah amal dan mempunyai nilai? Karena berbuat baik itu butuh usaha dan mungkin bagi sebagian orang tidak mudah buat ngelakuinnya. Sedangkan berbuat buruk itu gampang, gampang banget. Kasarnya berbuat baik itu butuh modal kalo berbuat buruk itu ngga. Bahkan punya niat baik pun sudah dihitung sebagai sebuah amal karena tidak mudah berbuat baik kepada orang lain yang itu seringkali harus mengorbankan sesuatu. Niat baik pun harus dipupuk biar saat kondisi apapun kita selalu bisa ngasih manfaat ke orang lain.

Sunday, 29 December 2019

#SedikitRenungan, Bagian 25 (Makna Musuh)


Kembali lagi, sebelum ditutup dengan 2 bagian terakhir. Sebetulnya script untuk bagian terakhir sudah saya tulis dan tinggal post. Justru yang post setelah ini lah saya bingung nulis apa haha. Oke kali ini saya bahas sesuatu yang saya dapetin ketika nonton film (lagi).
Oke, banyak orang bilang hidup itu jangan cari musuh, ini benar. Tapi tidak sepenuhnya mempunyai musuh itu buruk. Bisa berlaku sebaliknya, ketika kita mempunyai banyak teman dan kawan bisa jadi pada kondisi itu kita tidak berkembang karena kita berada pada kondisi yang nyaman. Backstory-nya adalah ketika itu saya sedang nonton film “Rush”, kalau temen-temen belum nonton silakan ditonton, menurut saya worth to watch. Jadi filmnya berkisah tentang rivalitas dua orang pembalap yang diadaptasi dari true story.  Lalu dari film itu ada quotes dari salah satu pemainnya yang ngomong ke rivalnya gini “Berhenti berpikir bahwa mempunyai banyak musuh dalam hidup itu sebagai sebuah keburukan. Itu bisa jadi berkat. Orang bijak mendapatkan banyak manfaat dari musuhnya daripada teman-temannya.” Terus terang saya sepakat dalam beberapa hal, karena mungkin relevan dengan pengalaman saya juga.

Tuesday, 10 December 2019

#SedikitRenungan, Bagian 24 (Saling)

https://www.pexels.com/photo/mountain-scenery-1450082/


Lama ga jumpa temen-temen pembaca haha. Oke, terus terang saya juga kesulitan cari waktu buat nulis lagi. Dan sepertinya untuk segmen #SedikitRenungan akan saya cukupkan hingga 27 bagian yang saya harap bisa kelar Januari sih. Setelah itu entah rencana apa yang mau saya masukin lagi ke blog ini agar ter-maintain dengan baik. Let’s see what I can do haha
Baik, kali ini saya bahas tentang  “saling”. Mungkin analogi gini, jadi “saling” yang saya maksud adalah kondisi dimana satu orang dengan orang lainnya bisa mempercepat tujuan yang sama dengan mendekat satu sama lain dan akhirnya bertemulah mereka pada satu titik di tengah, dan bukannya salah satu pihak harus mencapai sisi salah satu pihak lainnya. Gampangnya dua orang pingin ketemu dan daripada terlalu jauh mending ketemunya di tengah-tengah. Gitu, ya kalian pasti tahu maksudnya. Jadi bukan menggantungkan salah satu pihak buat mencapai sisi yang lain. Tapi sebetulnya konteksnya bisa banyak hal ya, mungkin kalian interpretasinya lebih condong ke soal pasangan. Tapi terlepas apa pun itu, kalau dalam sebuah aktivitas atau kegiatan yang bergerak adalah kedua pihak atau banyak pihak pasti akan lebih cepat sampai pada titik tujuan yang diharapkan.

Friday, 1 November 2019

#SedikitRenungan, Bagian 23 (Memahami Arah)

https://www.pexels.com/photo/low-angle-photo-of-coconut-trees-2072600/

Maunya pingin double post, ga taunya malah telat, maafkan saya teman-teman. Sepertinya kondisi saya sekarang susah nyempetin waktu buat nulis. Bisa post aja udah syukur hahah. Oke pelajaran kali ini saya dapetin pas di kelas bahas mengenai softskill. Sebetulnya lebih ke arah gimana sikap orang pas tahu sesuatu yang mengarah kepada pengetahuan dan wawasan sih tapi saya buat lebih umum ke arah attitude.
Oke jadi semua orang tahu kalo manusia itu dilahirkan sebagai manusia yang baik, lahir tanpa dosa dan ga punya kesalahan apa pun. Terus kira-kira apa yang buat orang-orang berubah menjadi berkelakuan buruk dan tidak menjadi baik seperti yang seharusnya? Beberapa orang mungkin akan ngomong kalau itu takdir dan berdalih “ya namanya di di dunia pasti ada yang baik dan buruk”. Tapi sebetulnya yang mengubah mereka ya diri mereka sendiri. Mereka terpengaruh banyak hal, sejak lahir hingga dewasa, hingga mereka bisa bedain mana yang baik dan benar. Padahal pengaruh itu sebetulnya tidak serta merta harus kita terima, bisa juga kita tolak kalau tidak sesuai. Tapi pada akhirnya mereka mempunyai kecenderungan masing-masing, entah itu menurutnya baik atau buruk, atau sebetulnya mereka tahu itu buruk tapi tetap melakukannya, atau bisa juga mereka ga tahu kalau itu buruk. Sebab Tuhan tidak akan membiarkan makhluk-Nya berlaku yang tidak seperti seharusnya ia perintahkan kecuali makhluk-Nya sendiri yang ingin melakukannya dengan berbagai pengaruh yang ada, banyak faktor sebetulnya.

Sunday, 13 October 2019

#SedikitRenungan, Bagian 22 (Menetapkan Rival)

https://www.pexels.com/photo/calm-clouds-horizon-idyllic-462009/
Oke, cukup lama juga ada jeda 3 minggu dari post terakhir, mulai kehabisan ide hahaha. Sekarang saya sedang nyiapin naskah juga buat post #BerharapLucu, semoga minggu depan bisa rilis, biar ga kelamaan mangkrak hahah. Sebenernya disini banyak spare time sih. Tapi entah kenapa keinginan nulis ga bisa seperti biasanya.
Iya, oke. Post kali ini akan ngebahas tentang rival. Saya kenapa tiba-tiba kepikiran nulis ini jadi ceritanya beberapa waktu yang lalu saya ngobrol sama temen SD dan banyak membahas tentang life crisis gitu, makanya saya pingin nulis ini. Mungkin salah satu faktor kenapa saya sendiri atau mungkin kalian bisa berkembang karena setiap waktu kalian nemuin rival pada beberapa fase tertentu di lifeline kalian. Jadi rival itu tadi yang buat kalian terpacu untuk bersaing. Karena pada dasarnya manusia pasti punya naluri buat menjadi yang terbaik.

Saturday, 21 September 2019

#SedikitRenungan, Bagian 21 (Penguasaan Diri)

https://www.pexels.com/photo/astronomy-cosmos-dark-dawn-262738/
Bagian kali ini masih ada kaitannya dengan bagian sebelum ini yang saya pernah nyebut kalo sebisa mungkin jangan terlalu menjadikan diri kita sebagai parameter mutlak apalagi dalam berbagai hal, sekalipun sudah berpengalaman. Sebetulnya penekanannya lebih ke jangan terlalu ambisius dan menunjukkan kalau memang benar sih. Jadi lebih ke arah etika dan emosional. Gitu, backstory-nya, cukup.
Penguasaan diri yang saya maksud dalam hal apapun sebetulnya, bukan hanya kaitannya dengan benar atau salah. Bagus banget kalau misalnya di keseharian kita bisa ngontrol diri, mengontrol untuk menjaga etika dan emosi, mengontrol untuk jangan sampai melukai orang lain.

Thursday, 12 September 2019

#SedikitRenungan, Bagian 20 (Menyamakan Kontribusi)

https://www.pexels.com/photo/trees-covered-with-snow-1571444/
Syukurlah bisa lebih cepat dari biasanya. Ada spare time dikit langsung nulis. Kali ini saya bakal bahas tentang kontribusi. Yang saya maksud kontribusi disini adalah bentuk upaya atau usaha orang untuk membantu sebuah aktivitas agar lebih cepat selesai.
Backstory-nya sebetulnya banyak, paling terasa pas saya ikut organisasi khususnya. Di organisasi kita dituntut untuk bisa memberikan kontribusi pada organisasi dalam bentuk apapun tergantung kemampuan tiap anak. Seperti yang saya bilang beberapa kali sebelumnya, kalau semua orang tidak bisa disamakan, baik dalam preferensi, selera, apalagi kemampuan. Kontribusi disini berkaitan dengan kemampuan seseorang. Korelasinya adalah ketika kita diminta untuk memberikan bantuan pada sebuah hal dan disitu kita dituntut untuk bisa membantu dengan kemampuan yang kita punyai. Nah, poinnya ada disini.

Saturday, 7 September 2019

#SedikitRenungan, Bagian 19 (Justifikasi)

https://www.pexels.com/photo/blur-calm-waters-dawn-daylight-395198/

Saya lupa banget mau kasih tahu kalo harus off dalam 2 minggu kemarin, karena ada kegiatan yang memang ga bisa ditinggalin. Mohon dimaafkan readers.
Yap, lanjut lagi ke segmen #SedikitRenungan. Kali ini saya ngebahas tentang justifikasi atau orang-orang mungkin lebih sering menyebutnya nge-judge kali ya. Jadi memang banyak banget orang-orang yang saya lihat saling melakukan penyalahan dan pembenaran atas sesuatu kepada orang lain ataupun ke suatu hal. Itu jadi backstory kenapa saya tulis bagian ini.
Menurut saya memang justifikasi seharusnya tidak dilakukan oleh orang-orang, sebetulnya seharusnya hanya Tuhan yang boleh melakukan justifikasi dan atau pihak berwenang yang memang ditunjuk secara peraturan dalam sebuah organisasi / negara, sebagai contoh dalam kasus ini di Indonesia adalah hakim yang bisa memutuskan benar atau salah. Makanya jadi hakim itu bisa saya bilang keren sih bisa memutuskan mana yang benar dan salah. Meskipun sebetulnya terlihat gampang tapi sebetulnya tanggungannya berat. Memang besar resikonya, kalau sampai salah memutuskan yang salah menjadi benar atau yang benar menjadi salah akan menjadi beban seumur hidupnya. Bahasanya lumayan belibet tapi memang gitu sih.

Popular Posts